Home Politik Langkah Kembali Sang Mantan Bupati

Langkah Kembali Sang Mantan Bupati

Pernah menjabat Bupati Kabupaten Ogan Ilir (OI) tidak sampai satu periode, membuat Ahmad Wizar Noviadi, atau diakrab Ovi berniat ingin kembali memimpin. Niatnya ini pun disokong dengan semakin banyak partai politik (Parpol) yang merekomendasikannya.

Anak dari mantan bupati OI dua periode Mawardi Yahya, nampaknya ingin kembali mengikuti jejak sang bapak. Sampai Juni kemarin, beberapa parpol yang secara resmi mendukung di antaranya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Saat penyerahan rekomendasinya, Ketua DPW PKS Sumsel, Thoha mengatakan pertimbangan memberikan rekomendasi disebabkan beberapa hal, di antaranya penilaian visi dan misi, sekaligus peluang potensi kemenangan dari bakal calon bupati bersangkutan. Pemberian rekomendasi diberikan dengan dasar kepentingan yang lebih luas, yakni kepentingan masyarakat. “Bagi calon kepala daerah yang belum menetapkan wakil, PKS pun melakukan komunikasi. PKS ialah partai yang komitmen, partai yang mendukung berdasarkan pertimbangan yang jelas,” ujarnya kepada Gatra usai pemberian rekomendasi pada 21 Juni lalu.

PKS juga memastikan kadernya akan mendukung penuh rekomendasi yang telah dikeluarkan partainya. Kader PKS akan bekerja keras memenangkan calon bupati yang sudah direkomendasikan partai. “PKS akan memberikan dukungan terbaiknya, pada calon yang sudah direkomendasikan,” pungkasnya.

Selain PKS, partai islam lainnya, PKB juga menyatakan dukungan kepada anak wakil Gubernur Sumsel ini. Di pekan yang sama, PAN Sumsel secara terang-terangan menyatakan dukungannya kepada Ovi. Dikatakannya, di pemilihan kepala derah (Pilkada) serentak di Sumsel pada 9 Desember nanti, hampir seluruh rekomendasi partai diberikan kepada petahana, kecuali Ogan Ilir. Untuk di Ogan Ilir, dukungan PAN diberikan kepada calon yang melawan petahana.

Ovi pernah dilantik menjadi Bupati OI pada 17 Februari 2016 lalu. Pelantikan Ovi di usianya yang baru 28 tahun dinilai sebagai bupati dengan usia termuda se Indonesia. Sayangnya, meski menjadi bupati dari generasi muda, ia tidak lama memimpin.

Hanya 25 hari menjadi Bupati, ia terciduk Badan Nasional Narkotika (BNN) tengah menggunakan narkoba di rumah pribadinya di kota Palembang. Kasus ini pun menyeret pergantian kepemimpinan di Kabupaten Ogan Ilir. Wakil Bupati kala itu, Ilyas Panji Alam akhirnya diangkat mengganti Ovi sebagai Bupati.

Bupati Ilyas Panji Alam yang merupakan Ketua PDC PDI Perjuangan OI juga dipastikan berlaga di Pilkada serentak tahun ini. Ilyas yang tengah menjadi petahana ini juga mendapatkan dukungan dari partai lainnya. Banyak lembaga survei memastikan, pertarungan pilkada di Ogan Ilir akan mempertemukan Bupati Ilyas Panji Alam dan mantan bupati, Ovi. Kedua orang yang sempat berpasangan di Pilkada, akan saling melawan di Pilkada OI.

Pengamat Politik Sumsel, Joko Widodo menilai pencalonan Ovi bisa dilakukan asal memenuhi syaratnya. Berdasarkan hitungannya, yang bersangkutan tentu sudah menilai kemungkinan yang bisa ditempuh dalam pilkada nanti. “Saya yakin, Ovi dan tim sudah memperkirakan semua itu dan karena itu dukungan akhirnya mengalir kepada dia,” ujar Joko.

Dikatakan dia, dari sisi sosiolog hukum sebenarnya Ovi sudah menjalankan hukuman atas kasus narkobanya. Berdasarkan UU Pilkada, calon yang memenuhi syarat akan bisa dipilih selagi hak politiknya tidak dicabut oleh negara. Keterpilihannya tergantung pada pendukung baik itu parpol dan masyarakat pemilihnya. “Mungkin yang agak riskan itu, pemahaman perbuatan tercela, tapi Ovi sudah menjalankan rehabilitasi, artinya sudah memperbaiki. Analoginya, mungkin mirip gelas yang retak, masih berbentuk dan berfungsi namun sudah berubah bentuk,” ungkapnya.

Berdasarkan survei yang dilaksanakan IPO Institute, diketahui jika nama Ovi lebih unggul ketimbang petahana. Survei yang dilaksanakan pada Maret lalu ini, menempatkan Ovi mendapatkan dukungan hampir 36,5% dukungan. Lebih tinggi ketimbang petahana saat ini yang hanya 22,5%. Sementara jika survei dilakukan hanya menempatkan dua nama calon tersebut, maka Ovi meraih lebih tinggi, yakni mencapai 49,75%. “Survei calon Ovi ini lebih karena banyak faktor yang mendukung secara kebetulan dan jika dilaksanakan Pilkada pada Maret lalu, Ovi dipastikan menang dan kembali menjadi bupati,” ungkap Direktur IPO Institute, Ahmad Muhaimin.

Beberapa faktor yang mendukung, di antaranya program pembangunan petahanan tidak populer di masyarakat. Misalnya, petahanan memiliki program satu desa satu madrasah namun program ini dinilai tidak populer di masyarakat. Hampir 43,7% masyarakat menilai tidak ada progres pembangunan petahana dan 25,5% masyarakat menilai pembangunan lebih buruk. Faktor pendukung lainnya, jika Ovi merupakan anak mantan bupati OI selama dua periode (10 tahun). “Faktor penggerek pemilihan Ovi lainnya yakni, orang masih menaruh harapan atas kepemimpinan sebelumnya, yakni kepemimpinan Mawardi Yahya yang diharapkan menjadi representasi muncul di Ovi. Apalagi, Ovi belum sempat memimpin, masyarakat masih ingin memberikan kesempatan guna mengulang kepemimpinan dari bapak (keluarga),” ucapnya.

Berdasarkan survei, kepuasan atas pemerintahan mantan Bupati Mawardi Yahya mencapai 78%, lebih tinggi dibandingkan pemerintahan petahana saat ini, yakni hanya 57,5%. Mengenai kasus yang pernah dialami Ovi, Muhaimin memastikan tidak terlalu berpengaruh di masyarakat OI. Hasil surveinya, hanya 0,7% masyarakat mengutarakan program pemberantasan narkoba di kabupaten itu. Selebihnya, masyarakat mempersoalkan infrastuktur jalan, menginginkan sembako murah dan kesejahteraan ekonomi lainnya.

“Di survei kami, hanya dua calon ini yang hasil dukungannya tinggi. Ada beberapa nama yang muncul atau yang disebut oleh masyarakat Ogan Ilir, namun tidak cukup mempengaruhi, seperti Helmi Yahya, Rusdi Tahar dan tokoh Golkar, Endang sekaligus Yulizar Dinoto,” pungkasnya.

Terpisah, Ketua KPU Sumsel, Kelly Mariana menyatakan pihaknya belum bisa berbicara banyak mengenai pencalonan pilkada serentak tahun ini, mengingat tahapan pemilihan juga belum sampai pada pendaftaran peserta. “Jika soal Ovi, saya no comment dulu, karena memang belum sampai sana prosesnya,”ujarnya.

75