Home Politik Menunggu Sikap Bijak Bupati Demak

Menunggu Sikap Bijak Bupati Demak

Duka menyelimuti keluarga bupati Demak M Natsir. Putra keduanya Aris Abdul Azis (43) menghadap sang Khalik, Sabtu (27/6) saat menjalani perawatan di RS Dr Kariadi Semarang. Sayang cerita masih berlanjut usai pemakaman sang putra. Kondisi bupati menjadi pertanyaan.

Pemakaman putra bupati Demak dilakukan dengan protokol Covid-19. Aris Abdul Aziz meninggal dunia dengan gejala pneumonia dengan status pasien dalam pengawasan (PDP). Setelahnya, Natsir dan istrinya, Suntari menjalani karantina mandiri selama 14 hari di rumah dinas bupati. Natsir pun diminta terbuka atas kondisinya saat ini.

Hal ini menyusul adanya informasi bahwa bupati Demak diduga terpapar Covid-19 dan sedang menjalani isolasi diri. Apalagi putranya yang meninggal beberapa hari lalu positif Covid-19. Upaya pelacakan pun langsung dilakukan terhadap orang memiliki hubungan erat dengan almarhum yakni keluarga.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pun angkat suara atas kondisi ini. Dia meminta bupati Demak agar terbuka dengan kondisi kesehatannya. “Saya memang belum mengetahui pasti kondisinya (bupati Demak) coba saya akan cek. Kalau memang (terpapar Covid-19) tidak apa-apa,” kata Ganjar kepada wartawan di Semarang, Kamis (2/7).

Menurutnya, memang putra bupati Demak, Aris Abdul Aziz yang meninggal beberapa hari lalu positif Covid-19 sehingga telah meminta supaya dilakukan tracking terhadap orang memiliki hubungan erat dengan almarhum yakni keluarga. “Belum mengetahui hasil pengecekan terhadap bupati Demak. Coba saya akan cek,” ujar Ganjar.

Ganjar menyatakan, bupati Demak sebaiknya terbuka menyampaikan kepada publik, karena sudah ada contohnya, seperti Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Wali Kota Bogor Bima Arya. Seperti diketahui Budi Karya Sumadi dan Bima Arya secara terbuka menyampaikan kepada publik kalau positif Covid-19 serta menjalani perawatan di rumah sakit.

“Kalau tidak, katakan tidak, bila ya katakan ya, lebih bagus. Tidak apa-apa, Tidak perlu takut. Kalau sudah diketahui kan mudah, mau menjalani perawatan di rumah sakit atau karantina di rumah,” ujar Ganjar.

Level bupati dan wali kota yang juga sebagai kepala gugus tugas Covid-19, menurut Ganjar, sudah mengerti yang harus dilakukan.

Sementara Wakil Bupati Demak, Joko Sutanto mengakui, bupati dan keluarganya sedang menjalani isolasi mandiri. “Beliau, Pak Natsir dalam kondisi sehat dan menjalani isolasi di rumah dinas bupati,” ujar Joko. Selain Natsir dan istrinya, menurut Joko, sejumlah staf rumah tangga bupati, istri dan anak-anak almarhum Aris melakukan karantina mandiri.

Sementara itu, meski ada peningkatan jumlah kasus positif Covid-19, Pemkab Kendal melalui satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 belum akan mengambil kebijakan berupa pembatasan kegiatan masyarakat (PKM) atau Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Saat ini di Kabupaten Kendal belum akan menerapkan PKM/PSBB maupun new normal. Karena kebijakan tersebut yang mengambil kebijakan bupati selaku ketua satuan gugus tugas penanganan Covid-19, tentunya berdasarkan saran-saran yang ada di kabupaten," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal, Ferinando Rad Bonay.

Selain itu, kata Ferinando, di Kendal kasus positif Covid-19 belum merata di semua wilayah. Dari 20 kecamatan yang ada, hanya lima kecamatan yang kasus positif Covid-19 jumlahnya meningkat. "Yaitu di kecamatan Kaliwungu (11 orang), Kaliwungu Selatan (7 orang), Kecamatan Brangsong (8 orang), Kecamatan Kangkung (4 orang), Kecamatan Kendal (4 orang)," imbuhnya.

Melihat perkembangan Covid-19 yang meningkat terutama di wilayah tersebut, langkah yang diambil Pemda terus melakukan sosialisasi terkait SOP protokol kesehatan. Dan selektif untuk memberikan ijin kegiatan masyarakat di zona merah. "Seperti kegiatan yang potensi menghadirkan banyak orang untuk ditunda dulu," ujarnya.

Wilayah yang kasus Covid-19 tinggi, kata dia, ini kebanyak wilayahnya yang berada dekat dengan kota Semarang. Seperti Kaliwungu karena banyak perumahan, juga Boja, Brangsong, dan Kaliwungu Selatan daerah paling banyak terkena corona. "Mereka bekerja di luar Kendal, kemungkinan membawa virus Corona," katanya. Muh Slamet

 

49