Home Politik Pilkada saat Pandemi, Bisa Buat Partisipasi Pemillih Rendah

Pilkada saat Pandemi, Bisa Buat Partisipasi Pemillih Rendah

Tegal, gatra.net - Sejumlah daerah di wilayah eks Karesidenan Pekalongan, Jawa Tengah akan menggelar pilkada serentak Desember 2020 mendatang. Pelaksanaan pesta demokrasi di masa pandemi Covid-19 dinilai akan berpengaruh pada angka partisipasi pemilih.

Pengamat komunikasi politik Universitas Pancasakti Tegal, Diryo Suparto mengatakan, pelaksanaan pilkada di masa pandemi akan membuat angka partisipasi pemilih cenderung menurun. "Pilkada di masa pandemi akan berpengaruh pada angka partisipasi pemilih karena beberapa sebab," katanya, Rabu (1/7).

Penyebab pertama, menurut Diryo, karena kegiatan kampanye tatap muka dan mobilisasi massa dipastikan akan dibatasi untuk mencegah penyebaran Covid-19. Padahal, kegiatan semacam itu menjadi salah satu bentuk sosialisasi yang bisa mendongkrak partisipasi pemilih.

"Penyebab yang kedua adalah kekhawatiran bahkan kecemasan warga terutama kelas menengah atas yang paham akan kesehatan sehingga cenderung tidak akan keluar rumah, apalagi berkerumun orang banyak," ujar Diryo.

Lalu apa yang bisa menggerakkan pemilih Diryo menyebut salah satunya adalah faktor ideologis seperti persamaan ideologi partai. Sedangkan massa mengambang non ideologis cenderung akan bersikap pragmatis.

"Bagi massa mengambang non ideologis satu-satunya yang bisa menggerakkan adalah uang atau pemberian sesuatu sehingga mau datang mencoblos," ucap Diryo.

Menurut Diryo, kecenderungan sikap pragmatis tersebut karena di masa pandemi angka kemiskinan meroket tinggi sehingga orang lebih memikirkan bagaimana dia bisa survive daripada memikirkan politik.

"Bagi sebagian besar masyarakat, ada bupati atau tidak ada bupati, tidak ada pengaruh. Tetap saja dia harus banting tulang mencari nafkah. Makanya bagi orang Jawa pedesaan semboyannya "Ola wit Ola oblos", artinya tidak ada duit tidak nyoblos. Duit menjadi panglima," ujarnya.

Diryo mengungkapkan, pada awal 2000-an, di Kabupaten Pati, Jawa Tengah pernah terjadi tsunami demokrasi di mana partisipasi pemilih turun drastis yang dipicu kekecewaan masyarakat karena magnet politik yang dijanjikan tak kunjung datang.

"Saat itu warga berkumpul di TPS tapi tidak nyoblos. Semoga tidak terjadi di pilkada saat pandemi ini. Yang jelas pandemi ini merubah cara berfikir dan perilaku orang serta cara pandang dalam berpolitik," ujarnya.

Seperti diketahui, di wilayah eks Karesidenan Pekalongan, ada tiga daerah yang akan menggelar pilkada pada Desember mendatang. Yakni Kabupaten Pemalang, Kabupaten Pekalongan dan Kota Pekalongan. Setelah sempat tertunda karena pandemi, Komisi Pemilihan Umum (KPU) di daerah-daerah tersebut sudah mulai kembali melanjutkan tahapan pilkada.

204