Home Politik Tata Ulang Program Unggulan

Tata Ulang Program Unggulan

Sebanyak 14 kabupaten/kota di Jawa Tengah tidak menggelar pemilihan kepala daerah (Pilkada) pada tahun 2020 ini. Mereka pun bisa fokus menata pembangunan untuk tahun depan, karena untuk sementara waktu ini tidak mengurusi anggaran pesta demokrasi lima tahunan tersebut.

Pengalihan anggaran untuk penanganan Covid-19 membuat sejumlah proyek infrastruktur di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah pada tahun ini tertunda. Anggaran akan kembali dialokasikan di 2021. Proyek infrastruktur yang pelaksanaannya ditunda antara lain pembangunan mal pelayanan publik dan pembangunan gedung IT Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

Sebelumnya, Pemkab Tegal sudah mengalokasikan anggaran sebesar Rp15 miliar untuk pembangunan mal pelayanan publik pada tahun ini. Mal pelayanan publik dibangun untuk memudahkan masyarakat mengakses pelayanan karena seluruh pelayanan publik disatukan dalam satu tempat.

Selain itu, keberadaan mal pelayanan publik yang sudah disiapkan lahannya di Jalan Ahmad Yani Slawi itu juga untuk memudahkan investor untuk mengurus perizinan sehingga investasi di Kabupaten Tegal diharapkan meningkat.

“Ada program program unggulan yang tidak bisa kami laksanakan tahun ini. Pembangunan mal pelayanan publik direfocusing, pembangunan IT Kominfo dan program-program lain juga," ujar Bupati Tegal Umi Azizah.

Dia menegaskan, meski sudah ancang-ancang menata pembangunan di tahun 2021, upaya penanganan Covid-19 tetap berjalan. “Dua-duanya tetap jalan. Jadi untuk pencegahan Covid-19 jalan, persiapan anggaran 2021 juga sudah kita siapkan," bebernya.

Sejauh ini, Pemkab Tegal terus mematangkan persiapan penerapan new normal atau kenormalan baru di tengah pandemi Covid-19. Penerapan akan didahului simulasi.

Umi menambahkan, selama dua pekan terakhir pemkab sudah melakukan persiapan intensif untuk penerapan kenormalan baru di sejumlah sektor. "Persiapan-persiapan sudah dilakukan di samping kajian-kajian dari sisi kesehatan dan ekonomi," terangnya.

Menurut Umi, penerapan kenormalan baru akan dilakukan secara serius dan hati-hati karena kondisi pandemi Covid-19 yang belum bisa diperkirakan kapan akan berakhir. Salah satunya dengan lebih dulu dilakukan simulasi agar pelaksanaannya bisa dievaluasi.

"Nanti awal Juli di beberapa sektor ada uji coba lagi, simulasi lagi. Kami sangat menginginkan masyarakat Kabupaten Tegal tetap produktif akan tetapi aman dan sehat," ujar Umi.

Terpisah, Pemkot Tegal menunda rencana pembubaran Gugus Tugas Covid-19 yang sebelumnya direncanakan akan dilakukan 30 Juni 2020. Rencana tersebut masih akan dikaji karena belum matang.

Wakil Wali Kota Tegal Mohamad Jumadi mengatakan, rencana pembubaran Gugus Tugas Percepatan Penanganan Gugus Tugas Covid-19 masih akan dirapatkan lagi. "Ada kemungkinan kita undur sebentar untuk mempersiapkan dengan matang,” jelasnya.

Jumadi mengatakan, dalam rapat tersebut akan dibahas mekanisme yang tepat terkait pembubaran Gugus Tugas. Menurut dia, rencana pembubaran itu masih belum matang sehingga masih mungkin untuk dibatalkan.

Jumadi menjelaskan, rencana pembubaran Gugus Tugas Covid-19 muncul dari Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono didasari perkembangan kasus Covid-19 di Kota Tegal yang sudah menurun. Dengan kondisi itu, diperlukan langkah agar pemkot bisa fokus menggerakkan kembali roda perekonomian.

"Sekarang di Kota Tegal pasien positif tinggal satu orang, itu pun juga imported case. Kemudian PDP sudah tidak ada, ODP juga jumlahnya sudah menurun. Nah dengan pertimbangan-pertimbangan itu, pak wali berdiskusi dengan kita, apakah perlu kita selesaikan atau kita bubarkan atau gimana," jelasnya.

Menurut Jumadi, dengan dibubarkannya Gugus Tugas, diharapkan dinas-dinas bisa kembali fokus dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing sehingga pembangunan dan perekonomian kembali berjalan. "Kalau organisasi perangkat daerah fokus pada Covid-19 saja, pembangunan tidak bergerak, ekonomi tidak bergerak, itu lebih berbahaya lagi," jelasnya.

Jika nantinya Gugus Tugas dibubarkan, Jumadi melanjutkan, akan dibentuk relawan yang melibatkan organisasi kemasyarakatan dan LSM untuk mengoptimalkan peran serta masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan di masa kenormalan baru.

"Ini kita sudah berhasil zona hijau karena masyarakat Kota Tegal itu aktif, kemudian bersinergi dan berkolaborasi dengan pemkot. Pak wali berkeinginan, agar ini dioptimalkan lagi, caranya dengan membentuk relawan. Tujuannya untuk menggiatkan peran serta masyarakat agar lebih aktif lagi," tandasnya. Muh Slamet

 

29