
Washington DC, gatra.net - Amerika Serikat (AS) mencatat 740 kematian baru dalam kurun waktu 24 jam akibat pandemi Covid-19. Dengan hasil ini, menurut riset dari Universitas Johns Hopkins, AS telah mengalami banyak kematian ketimbang korban yang berjatuhan selama Perang Dunia Pertama.
Seperti dilansir AFP, kematian baru tersebut dihitung pada jam 8:30 malam, hari Selasa, waktu setempat. Total akumulasi kematian akibat COVID-19 negara itu mencapai 116.854.
Menurut riset universitas yang bermarkas di Baltimore itu, peningkatan kematian terjadi setelah dua hari korban tewas di bawah 400. Dan 23.351 kasus baru hanya dalam waktu 24 jam yang sama membawa jumlah total akumulasi positif di AS hingga 2.134.973. Angka membuktikan bahwa AS berada di urutan paling buncit di antara negara lain mana pun di dunia.
Bahkan, pada April silam, jumlah korban pandemi di negara itu telah melampaui prajurit yang dikirim dalam Perang Vietnam.
Namun demikian, AS tetap membuka perniagaan dan bisnis seperti hari-hari biasa. Dan sekitar 20.000 kasus baru virus corona bermunculan setiap hari. Beberapa negara bahkan mencatat tingkat tertinggi kasus baru mereka sejak awal pandemi.
Staf Administrasi Presiden Donald Trump, yang telah meremehkan risiko virus dan lebih memilih berfokus pada mitigasi ekonomi ketika ia menghadapi pertempuran pemilihan ulang yang sulit pada bulan November, menegaskan bahwa tidak akan ada penutupan ekonomi jika gelombang kedua pandemi muncul.
Sementara itu Ketua Federal Reserve Jerome Powell memperingatkan bahwa ekonomi AS tidak mungkin pulih selama "ketidakpastian signifikan" tetap selama pandemi.
Sementara itu, Trump sedang mempersiapkan diri untuk kampanye yang akan datang di Tulsa, Oklahoma yang sempat tertunda sejak Maret ketika pandemi menghentikan berbagai pertemuan massal. Sejauh ini, kampanye direncanakan di arena indoor yang akan menampung sekitar 20.000 orang.
Amerika Serikat menutup perbatasan dengan Kanada dan Meksiko hingga 21 Juli mendatang. Para otoritas di AS memperpanjang pembatasan lalu lintas orang dari luar negeri untuk ketiga kalinya karena gempuran pandemi.