
Cilacap, gatra.net – Petani di kawasan Rawa Barat, Rawaapu Kecamatan Patimuan Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah meminta agar Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) memfasilitasi pembangunan tanggul untuk mencegah banjir air asin seperti yang terjadi akhir Mei 2020.
Ketua Kelompok Tani Rawaapu, Ahdin mengatakan selama dia bertani di Rawaapu, banjir tersebut adalah salah satu yang terburuk. Pasalnya, sekitar 700 hektare sawah di Rawaapu terdampak. Dari jumlah itu, sebanyak 320 hektare di antaranya dipastikan gagal panen.
“Kalau keseluruhan yang saya tahu, sampai Buluh Payung itu ya mencapai ribuan hektare,” katanya.
Dia menjelaskan, di kawasan Rawa Barat, masih ada sekitar tiga kilometer perbatasan antara sungai di kawasan Laguna Segara Anakan dengan kawasan sawah yang belum ditanggul. Sedangkan sekitar 14 kilometer lainnya telah dibangun tanggul secara bertahap.
Akibat ketiadaan tanggul ini, tiap kali terjadi banjir rob maupun banjir air tawar, tanaman padi rusak. Terlebih jika banjir besar, seperti yang terjadi Mei lalu. Padahal, sebelumnya petani sudah menanam padi hingga tiga kali.
“Tiga kali menanam. Tidak ada yang selamat,” ujarnya.
Menanggapi keluhan petani itu, Wakil Ketua DRPD Cilacap, Saiful Mustain berjanji akan berkomunikasi dengan sejumlah pihak terkait. Selain Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) yang membidangi, dia juga akan berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy.
“Otoritas Citanduy itu ada BBWS. Pemda juga akan kami dorong agar penanggulan ini menjadi prioritas,” kata Saiful.