
Semarang, gatra.net - Penutupan Pasar Mangkang, Kota Semarang, Jawa Tengah selama tiga hari setelah ditemukan kasus Covid-19 ternyata tidak membawa perubahan kondisi pasar tradisional tersebut.
Kondisi pasar di wilayah barat Kota Semarang tersebut masih berjubel, tidak ada pembatasan jarak tempat berjualan para pedagang. Sebagian pedagang dan pembeli tidak mengenakan masker.
Kondisi membuat Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo yang melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Mangkang merasa kecewa.
“Saya ke sini untuk mengecek, ternyata kondisinya masih belum tertata, masih uyel-uyelan begini. Ini kan bisa berpotensi terjadi penularan Covid-19 lagi,” katanya saat sidak di Pasar Mangkang, Jumat (12/6).
Pasar Mangkang yang ditutup sejak Rabu (10/6) kembali dibuka pada Jumat (12/6). Penutupan dilakukan setelah hasil swab kepada 50 pedagang, terdapat delapan orang positif Covid-19.
Ganjar yang datang dengan gowes sepeda balap melihat kondisi pasar tetap kumuh dengan pedagang dan pembeli berjubel tanpa sekat. Tak ada penataan jarak antara kios pedagang.
Di sepanjang lorong jalan pasar serta tempat lain, masih banyak ditemukan sampah berserakan becampur dengan pedagang dan pembeli.
Mendapati kondisi ini, Ganjar menuju ke kantor kepala Pasar Mangkang berada di lantai dua. Kantor ternyata dalam keadaan kosong.
“Mana ini kepala pasarnya, kok tidak ada sama sekali. Jam berapa masuk kerjanya,” katanya dengan nada jengkel kepada seorang pedagang.
Kepada petugas juru pungut retribusi Pasar Mangkang bernama Muhtadi yang menemuinya, Ganjar meminta kontak nomor telepon kepala pasar.
Saat kepala pasar dihubungi tidak diangkat meskipun handpone terdengar aktif. “Nanti biara ada evaluasi terhadap kepala pasar,” ujarnya.
Orang nomor satu di Pemprov Jateng ini kemudian berkeliling mengecek pedagang dan pembeli banyak yang tidak mengindahkan protocol kesehatan dengan mengenakan masker.
“Bapak dan ibu sekalian, kenapa pasar kemarin ditutup, karena ada yang positif Covid-19. Tidak boleh disepelekan, tolong pakai masker dan jaga jarak. Kalau ngeyel, tak tutup lagi lho pasarnya,” ujar Ganjar kepada pedagang.
Sementara juru pungut retribusi pasar Mangkang, Mahmudi menyatakan, selama penutupan tiga hari tidak ada penataan pedagang, hanya melakukan penyemprotan disinfektan.
“Jumlah pedagang ada sekitar 400 orang, tapi saat dibuka hari ini hanya separuh pedagang yang berjualan,” kata dia.