
Semarang, gatra.net - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo memberikan apreasi kreativitas anak muda Bandungan, Ambarawa Kabupaten Semarang membuat aplikasi PSBB di tengah pandemi Covid-19.
Aplikasi PSBB bukan Pembatasan Sosial Berskala Besar, tapi Pusat Sayur dan Buah Bandungan. Aplikasi ini menawarkan berbagai sayur, buah-buahan, kuliner, dan kerajinan khas daerah itu.
“Anak-anak muda kreatif membantu pedagang dengan membuat aplikasi PSBB. Sebenarnya Bandungan sudah sangat terkenal sayurannya segar, buahnya bagus, tapi begitu wabah Corona penjualan turun dratis. Nah PSBB ini salah satu solusi,” katanya saat berkunjung ke Bandungan, Rabu (10/6).
Menurut Ganjar, selama ini Bandungan dikenal sebagai pusat penjualan sayur serta buah-buahan segar di wilayah Kabupaten Semarang dan sekitarnya.
Namun, semenjak pandemi Corona penghasilan para pedagang sayur dan buah-buahan menurun dratis karena adanya adannya Pembatasan Sosial Berskala Besar, terutama larangan berjualan di pasar.
Adanya aplikasi PSBB yang dibuat seorang anak muda bernama Riza Rifasi, lanjut Ganjar, membantu penjualan pedagang sayuran dan buah.
“Mudah-mudahan ini awal yang bagus untuk terus mengenalkan PSBB. Saran saya, aplikasinya mesti dikenalkan sehingga orang tahu, sehingga akan menggelinding. Nantinya, ada yang jualan konvensional, ada juga yang virtual,” ujar Ganjar.
Sementara, Riza Rifai menyatakan aplikasi PSBB dibuat sekitar dua bulan silam bersama empat rekannya warga Kelurahan Bandungan Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.
Gagasan pembuatan aplikasi itu, menurut Rifai, karena merasa resah dengan larangan bagi para pedagang sayuran dan buah berjualan di pasar pada pandemi Covid-19.
"Akhirnya kami berlima rembugan dan lahirlah aplikasi PSBB ini,” jelas dia.
Lebih lanjut Rifai menyatakan, para pedagang semula menolak untuk diajak berjualan menggunakan aplikasi PSBB. Berkat dukungan dari Camat Bandungan dan pemuda-pemuda lainnya akhirnya bisa diterima pedagang.
Aplikasi PSBB bisa diunduh di Play Store. Setiap transaksi, pembeli bisa langsung order by name yang akan dibeli di aplikasi.
“Sekarang kami sudah punya mitra 100 orang. Ada yang pedagang, petani sampai usahama mikro kecil menengah (UMKM). Transaksinya sekitar Rp1,5 juta per hari,” ujar dia.
Salah satu mitranya adalah Mbah Selamet, penjual nasi jagung, sayur lompong, botok, ikan asin yang mangkal di Pasar Bandungan.
“Saya diajak jualan oleh mas Rifai. Ya ngikut saja saja. Aplikasinya apa ya tidak tahu,” ujar nenek yang telah berjualan selama 30 tahun itu.