Wawancara
Plt. Dirjen PAUD Dikdasmen Kemendikbud
Hamid Muhammad
Masuknya tahun ajaran baru, tidak otomatis membuat sekolah menerapkan pembelajaran tatap muka. Kemendikbud masih berupaya melakukan pendidikan jarak jauh di tengah pandemi. Normal baru belum berlaku sepenuhnya di dunia pendidikan.
Gaung pelaksanaan normal baru di dunia pendidikan telah terdengar. Penyesuaian tersebut pun masuk dalam sektor edukasi, mengingat mau tidak mau masyarakat harus bisa hidup berdampingan dengan pandemi COVID-19 hingga vaksin berhasil ditemukan.
Di tengah pelaksaan menuju normal baru, banyak hal yang disorot terkait kesiapan di dunia pendidikan. Peran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pun cukup besar untuk menentukan arah pendidikan seperti apa nantinya di tengah pagebluk. Menurut Plt. Direktur Jenderal PAUD Didkdasmen Kemendibud, Hamid Muhammad, pihaknya telah merancang pola pembelajaran menyongsong tahun ajaran baru di masa era pandemi COVID-19 ini.
Untuk menggali lebih jauh tentang protokol normal baru di dunia pendidikan, Hamid menjelaskan hal tersebut dalam layanan konferensi video yang diikuti oleh GATRA dalam dua kesempatan berbeda. Berikut petikannya:
Siapkah sekolah untuk kembali melakukan pembelajaran tatap muka?
Pembelajarannya di sebagian besar daerah akan melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), terutama di zona merah, kuning, dan oranye. Sementara pembelajaran tatap muka, kemungkinan akan dibuka di zona hijau. Zona hijau kan sekarang sudah ditetapkan oleh Gugus Tugas sebanyak 102 kabupaten/kota. Mekanismenya akan disiapkan.
Apakah kebijakan Kemendikbud terkait normal baru juga dikawal oleh kementerian/lembaga lain?
Kami selalu berkoordinasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penganan COVID-19, Termasuk dengan Kemenkes (Kementerian Kesehatan) dan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), serta kementerian lainnya. Jadi, kami tidak serta-merta mengizinkan pemerintah daerah untuk membuka sekolah kalau daerahnya masih di zona merah, kuning, dan oranye tadi. Kami tidak akan mentolerir pemda yang serta-merta akan membuka sekolah di zona itu.
Syarat dan mekanisme seperti apa untuk membuka sekolah?
Nanti, walaupun ketika pemerintah daerah kemudian memutuskan untuk membuka sekolah, setiap sekolah harus melakukan asesmen terhadap sekolahnya. Jadi, sekolah itu apakah sudah bersih dan steril? Apakah ada tempat cuci tangan dengan sabun dan air mengalir di setiap pojok sekolah? Ada juga syarat menyiapkan masker untuk anak-anak dan guru.
Kemudian, harus diatur untuk tidak boleh masuk secara bersamaan. Maksimal separuh dari kapasitas kelas, kira-kira sekitar 15-18 murid dan jam belajarnya itu tidak penuh, bukan dari jam 7 hingga 12. Itu diatur seperti itu. Yang penting, anak tidak boleh bergerombol. Begitu selesai kelasnya, maka anak akan diminta langsung pulang. Surat edarannya akan keluar segera.
Apakah dengan adanya normal baru, kurikulum akan disederhanakan?
Tim kurikulum sekarang sedang bekerja. Jadi yang disederhanakan adalah kompetensi dasarnya. Hal itu dirasa cukup banyak dan berat, dan itu dapat dipilih materi mana yang paling esensial. Pada akhirnya, untuk SD misalnya, yang jumlahnya ada 60-an, setelah diidentifikasi ada 32 kompetensi yang disederhanakan.
Ini implikasinya juga terhadap jam belajar di sekolah, karena nanti kalau yang tatap muka pasti itu tidak akan sama seperti biasanya. Paling SD itu 2 atau 3 jam setelah itu pulang. Setelah itu, juga kita siapkan modul-modul pembelajarannya, sehinggga nanti bisa digunakan di rumah, tapi intinya Kemendikbud menyiapkan pembelajaran jarak jauh yang menjadi prioritas utama, bukan menyiapkan pembukaan sekolah.
Bagaimana evaluasi PJJ selama tiga bulan ini?
Yang PJJ daring itu, kita sudah asesmen selama bulan April, tapi dari hasil evaluasi itu memang akses internet para guru dan siswa itu rata-rata hanya 51% yang efektif. Artinya ada akses internet, kemudian internet itu dijadikan sebagai media pembelajaran. Kemudian ada yang blender atau yang pakai akses internet tapi sifatnya penugasan-penugasan luring (offline) secara manual.
Kemudian ada sebagian sekolah yang memang mau tidak mau harus manual atau luring. Itu kenapa banyak yang usul penggunaan saluran televisi dioptimalkan. Begitu hal tersebut kami lakukan, itu sangat membantu sekolah yang menerapkan PJJ luring. Juga ada yang pakai Radio RRI lokal dan radio komunitas.
Pada tahun pembelajaran baru ketika sekolah masih melakukan PJJ, maka kami akan terus upayakan untuk memperkuat dan men-support pembelajaran jarak jauh melalui platform-platform yang ada.