
Pekanbaru, gatra.net - Dampak Pandemi Covid-19 yang belum sepenuhnya teratasi, mengakibatkan banyak warga enggan menyambangi keramaian. Untuk itu, di Kota Pekanbaru, Riau sejumlah orang lebih memilih aktivitas memancing sebagai cara menghindari kerumunan.
Nasuha (32), menyebut kegiatan memancing lebih sering ia lakukan, ketika pemerintah kota mulai membatasi aktivitas warga sejak April lalu. Menurutnya, memancing membantunya mengatasi kebosanan saat di rumah sekaligus bisa menenangkan diri.
"Corona ini kan banyak yang bilang lebih gawat di perkotaan, sementara kalau mancing kan di wilayah pinggiran dan sepi, sehingga kita betul-betul bisa menyepi dari keramaian. Selain itu, kalau lama-lama di rumah pun bawaanya bosan," celetuknya.
Namun,dua bulan yang lalu, ketika paparan Covid-19 semakin parah di Provinsi Riau, mencari lokasi mancing bukan perkara mudah. Sebab, aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang diterapkan di Kota Pekanbaru sekitarnya, betul-betul berdampak terhadap mobilitas kendaraan. Kondisi ini kian diperparah dengan status kota Pekanbaru sebagai daerah paling parah diterjang Covid-19.
"Dampaknya, kampung-kampung yang biasanya ramah pada pemancing pun menutup diri. Mereka akan menolak kedatangan warga kota,yang dianggap warga dari zona merah. Beruntung aktivitas kembali normal, dan PSBB telah diakhiri. Tapi tidak semua kampung yang membuka akses seutuhnya," sebut Nasuha diiringi senyum.
Oleh sebab itu diperlukan kiat-kiat tersendiri untuk bisa masuk ke kampung-kampung. Bila cara semacam itu tidak dilakukan, maka bakalan sulit masuk ke lokasi pemancingan.
"Banyak yang terpaksa balik ke kota, karena tidak diizinkan masuk ke area pemancingan. Nah, lockdown lokal di kampung-kampung biasanya lebih ketat dibandingkan di kota. Sebab warga mengenal satu dan lainya, sehingga mempermudah pengawasan mobilitas orang. Apalagi kalau kampung itu penduduknya homogen," tukas Nasuha.
Hal senada diungkapkan pemancing lainya, Yonela. Ia berujar, memikul status sebagai "orang kota" selama pandemi merupakan awal dari batalnya kegiatan mancing. Tapi bagi segelintir pemancing, kondisi ini disiasati dengan mancing di parit-parit kebun Sawit.
"Meski ikannya tidak sebanyak dan sebesar mancing di sungai. Tapi mancing di parit-parit kebun sawit sudah cukup untuk menghindari kerumunan warga dan yang penting melakukan hobi yang disukai (mancing)," ujarnya.
Terkait laporan jumlah kasus positif Covid-19 di Riau, hingga Minggu (7/6) mencapai 118 kasus. Dari jumlah tersebut 6 meninggal, 11 dirawat dan 101 pasien pulang dalam kondisi sehat. Sedangkan total Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 1.491 pasien, dengan 163 meninggal, 69 masih dirawat dan 1.259 pulang dalam keadaan sehat.
Dari data tersebut, Kota Pekanbaru masih menjadi area terparah warga yang terpapar Covid-19. Di kota ini terdapat 668 PDP dengan rincian 64 meninggal, 575 pulang dan sehat, dan 29 dirawat. Sedangkan kasus positif didapati 41 kasus, dengan 4 meninggal, 36 diperbolehkan pulang dan 1 pasien dirawat.