Home Laporan Khusus Berharap Klaster TKI Tak Terbukti

Berharap Klaster TKI Tak Terbukti

Jawa Tengah menjadi salah satu tujuan pemudik repatriasi menjelang Lebaran. Terutama para Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari Malaysia atau sering disebut tenaga kerja Indonesia (TKI). Protokol ketat kesehatan disediakan di akses masuk kedatangan, seperti Bandara Jenderal Ahmad Yani dan Pelabuhan Tanjung Mas Semarang. Diharapkan mereka tidak tercipta klaster baru penyebaran virus Corona.

Para tenaga kerja migran Indonesia yang bekerja di Malaysia mulai berdatangan. Tercatat di Pelabuhan Tanjung Mas Semarang ada dua gelombang kedatangan, pada Rabu (14/5) sebanyak 55 TKI dan Jumat (16/5) sebanyak 168 orang TKI. Mereka berlabuh dengan Kapal Dharma Rucita yang singgah dulu di Pontianak Kalimantan.

Diketahui, di pintu masuk Pontianak Kalimantan para TKI telah dilakukan skrening bebas Covid-19 dengan dialkukan test cepat atau rapid test, sebagai syarat jaminan bebas terpapar virus Corona untuk masuk ke Tanah Air.

Berbekal hasil non reaktif rapid test, para TKI berhasil mudik ke Tanah Air melalui pelabuhan di Kota Semarang. Mereka lalu melanjutkan perjalanan ke daerah masing-masing.

“Mereka para TKI yang telah melewati skrening dan memiliki syarat protokol kesehatan Covid-19," kata Junaidi, Kepala (KSOP) Kelas I Tanjung Emas Semarang, dikutip dari gatra.net, , Kamis (15/5).

Diantaranya, para TKI telah mengantongi surat kesehatan atau memiliki hasil non reaktif setelah melakukan pemeriksaan rapid test. Hal tersebut juga berlaku bagi siapa saja penumpang yang melalui akses Pelabuhan Tanjung Mas.

Pelabuhan Tanjung Mas, menurut Junaidi tetap memberlakukan pembatasan layanan transportasi meski ada relaksasi transportasi oleh Kementerian Perhubungan.

“Relaksasi transportasi umum hanya diberikan terbatas. Hanya kalangan tertentu seperti TKI, pekerja migran Indonesia, petugas kesehatan maupun TNI, Polri dan ASN,” katanya.

Sementara di pintu masuk kedatangan tenaga migran Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang, pada Senin (18/5), sebanyak 57 Pekerja Migran Indonesia (PMI) berhasil mendarat dengan pesawat Air Asia AK328, yang tiba pukul 8.30 WIB dari Kuala Lumpur Malayasia.

Berbeda kondisi dengan Pelabuhan Tanjung Mas, di Bandara Ahmad Yani 57 migran ternyata belum mengantongi hasil rapid test yang dilakukan di Malaysia.

“Mereka tidak bisa menunjukkan hasil rapid test, terpaksa kita lakukan rapid test ulang di Bandara Ahmad Yani,” kata Hardi Ariyanto, General Manajer PT Angkasa Pura I Bandara Ahmad Yani Semarang, Senin (18/5).

Usai rapid test, kemudian langsung di bawa ke BPSDM Jateng untuk dikarantina. Proses evakuasi TKI dari bandara menuju ke lokasi karantina di jemput dengan lima bus dengan pengawalan unsur TNI Polri.

Dijadwalkan akan ada kepulangan tenaga migran sampai taggal 23 Mei 2020 sekitar 800 orang. Pihak bandara tetap memberlakukan memberlakukan protokol ketat untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.

Kepala Bidang Penempatan TKI dan Transmigrans Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jateng, Ahmad Aziz menyatakan para TKI yang pulang paling banyak dari Kabupaten Pati dan Kendal.

“Mereka di sana (Kuala Lumpur) hanya di lakukan cek suhu tubuh saja. Kita data lagi dan dilakukan cek kesehatan hingga karantina yang sudah di sediakan Pemprov Jateng,” ujarnya.

Diakuinya, protokol ini berbeda bagi yang menggunakan jalur laut. Biasannya, mereka sudah dilakukan tes kesehatan oleh KKP di setiap perbatasan Kalimantan dan Sumatera.

“Migran melalui jalur laut sudah di rapid test ketika melintas di perbatasan oleh KKP. Sesampainya di pelabuhan mereka tetap dicek kesehatan. Kalau kondisi kesehatan baik boleh pulang dijemput satgas covid dari kabupatennya masing-masing, dan wajib karantina mandiri dirumah,” jelasnya.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, menyatakan untuk menyambut kedatangan para pekerja migran telah disiapakan protokol kesehatan secara ketat.

“Ada 57 pekerja migran Indonesia asal Jateng dari Malaysia tiba di Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang. Semuanya sudah diperiksa kesehatan, dilakukan rapid test dan dibawa ke BPSDM Jateng untuk karantina,” kata Ganjar.

Di gedung BPSDM Jateng dikarantina dilakukan selama dua hingga tiga hari sambil menunggu jemputan dari kabupaten/kota masing-masing.

Selama menjalani karantina di gedung milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng, para pekerja migran akan dicek kesehatannya secara berkala, dilakukan rapid test, dan penerapan protokol kesehatan yakni sehat dipisahkan dengan yang menunjukkan reaksi saat pemeriksaan rapid test.

“Gedung BPSDM ruangan cukup banyak, mereka akan kami pisahkan mana yang sudah rapid test, mana yang reaktif, agar saat dijemput kabupaten/bota bisa dilakukan tindakan tertentu. Kami harap semuanya sehat,” ujar Ganjar.

Orang nomor satu di Jateng ini lebih lanjut menyatakan, sudah menerima informasi kepulangan pekerja migran Indonesia asal Jateng yakni pada 18 Mei sebanyak 158 orang, pada 19 Mei sebanyak 135 orang, pada 20 Mei sebanyak 140 orang, pada 21 Mei sebanyak 114 orang, pada 22 Mei sebanyak 106 orang, dan tanggal 23 Mei sebanyak 94 orang.

Menurut Ganjar, kepulangan pekerja migran Indonesia asal Jateng yang bekerja di beberapa negara tidak hanya menggunakan pesawat udara, tapi juga kapal laut yang turun di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang sebanyak 21 orang.

“Baik melalui udara dan laut, kami terapkan protokol kesehatan yang ketat di pelabuhan. Semua mengikuti standar yang sudah ditetapkan,” ujarnya.

57