
Palembang, gatra.net – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel meminta tim gabungan TNI dan Polri serta Imigrasi untuk memperketat pintu masuk Sumsel khususnya dua wilayah yang bakal menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Palembang dan Prabumulih.
Gubernur Sumsel, Herman Deru mengakui saat ini banyak pintu masuk ke Sumsel terutama ke dua wilayah seperti Palembang dan Prabumulih. Karena itu, butuh pengawasan terhadap pintu masuk ini baik resmi maupun tidak resmi.
“Kami minta daerah untuk mengawasinya kalau kurang anggota silahkan ambil dari TNI atau Polri,” katanya saat memberikan keterangan pers di Pemprov Sumsel, Rabu (13/5)
Ia mengaku Palembang merupakan pusat dari Provinsi Sumsel, serta pusat perdagangan sehingga banyak pergerakan. Karena itu, pengawas harus tetap tegas namun fleksibel dengan protokol kesehatan yang diberlakukan saat PSBB mendatang.
“Tegas dan humanis karena ini (COVID-19) bukan penjahat,” terangnya.
Dirinya juga meminta imigrasi untuk ikut mengawasi setiap pintu masuk ke Sumsel. Jika ditemukan ada orang asing yang sifatnya tenaga kerja atau TKA maka tidak diperbolehkan masuk ke Sumsel untuk sementara waktu.
“Jadi TKA tidak boleh masuk untuk sementara waktu hingga kondisi ini sudah memungkinkan,” tegasnya.
Gubernur juga meminta agar pemerintah daerah Palembang dan Prabumulih melakukan rapat dengan para pedagang dan UMKM untuk menentukan langkah selama PSBB diberlakukan. Jangan sampai aktivitas ini terhenti karena akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
“Saat ini Sumsel merupakan provinsi dengan tingkat pertumbuhan ekonomi terbaik,” tutupnya.