Home Laporan Khusus Memastikan Aman Stok Bapok

Memastikan Aman Stok Bapok

Tren belanja bahan pangan secara daring diawasi secara ketat oleh Kemendag. Ratusan pedagang menjual di atas HET kini diperiksa. Stok bapok dipastikan aman di tengah pandemi Covid-19 dan jelang Lebaran.


Kondisi pandemi Covid-19 membuat masyarakat kerepotan dalam mencari kebutuhan sehari-hari. Adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan social distancing membuat pasar induk dan pasar tradisional sepi pengunjung. Lesunya usaha dan berkurangnya pasokan bahan baku makanan diprediksi akan memicu terjadinya kelangkaan pangan.

Alternatifnya, sejumlah aplikasi layanan barang kebutuhan pokok (bapok) makin marak. Sebut saja SayurBox, Happy Fresh, Etanee, RegoPantes, dan sebagainya. Terbaru, lokapasar Lazada menggandeng Rumah Sayur Group, memperkenalkan laman khusus untuk memudahkan konsumen memperoleh beragam sayur mayur. Sayur tersebut merupakan hasil panen dan petikan dari 2.500 petani di Jawa Barat, binaan Desa Sejahtera Astra dan Institut Pertanian Bogor (IPB). 

"Dalam kondisi sulit melawan pandemi ini, masyarakat diminta pemerintah memilih sarana daring untuk berbelanja sehingga dapat mengimplementasikan peraturan pemerintah, yaitu PSBB yang saat ini diterapkan beberapa wilayah di Indonesia. Ini salah satu cara memutus mata rantai virus corona, karena harus dihindari adanya penumpukan massa yang bertransaksi di pasar," ujar Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto.

Data IPB menunjukkan bahwa sekitar dua pertiga orang di Indonesia masih teguh pada pasar tradisional dan pedagang-pedagang keliling. Dengan kemajuan teknologi dan akses digital maka masyarakat di Indonesia sudah beralih. Pada 2010, masyarakat yang mengakses ke pasar modern itu hanya sekitar 5%-8%, tapi 2017 sudah meningkat jadi 15-20%. "Kolaborasi marketplace dengan para petani akan sangat membantu mengatasi persoalan kelangkaan pangan yang dikhawatirkan pemerintah," sebut Rektor IPB, Arif Satria.

Oleh karena itu, Direktorat Pemberdayaan Konsumen dan Direktorat Jenderal (Dirjen) Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) lantas mengadakan Talkshow Series Kartini  secara daring dengan mengusung tema "Cerdas Berbelanja Online di Situasi Pandemi Covid-19". "Konsumen diharapkan dapat berbelanja secara bijak dan aman. Selain itu, konsumen juga harus teliti dan kritis dalam memilih produk-produk yang dibeli. Berhati-hati juga dalam menggunakan sistem pembayaran serta aktif memberikan penilaian yang objektif kepada pelaku usaha," tuturDtutur PKTN, Veri Anggrijono.

Pemerintah juga melakukan penguatan pengawasan terhadap perdagangan daring ini. Penduduk Indonesia sebagai konsumen memiliki hak dan kewajiban yang diatur dan dilindungi oleh UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Konsumen Indonesia memiliki kontribusi besar terhadap produk domestik bruto (PDB), secara khusus dalam pembelanjaan barang maupun jasa konsumsi rumah tangga.

Di hadapan Komisi VI DPR pada akhir April lalu, Sekretaris Jenderal Kemendag, Oke Nurwan, memaparkan hasil pengawasan secara intensif di semua platform lokapasar. Selama pengawasan dilakukan, Kemendag telah berhasil menjaring 169 pedagang yang menjual alat kesehatan berkualitas rendah dan 143 pedagang yang menjual bahan pangan di atas harga eceran tertinggi (HET) seperti diatur dalam Permendag Nomor 7/2020. 

Produk barang kebutuhan pokok yang terindikasi menjual di atas HET adalah gula kristal putih atau GKP (terkait harga) sebanyak 53 pedagang daring di delapan lokapasar, 52 pedagang daring minyak goreng (terkait harga) di delapan lokapasar, 38 pedagang daring bawang putih (terkait harga) di lima lokapasar, dan tiga pedagang daring gula kristal rafinasi atau GKR (tidak sesuai peruntukan) di satu marketplace alias lokapasar. Pengawasan terkait dengan harga juga dilakukan terhadap produk makanan yang dikemas ulang (repacking) dan daging beku yang dijual melalui lokapasar dan media sosial. 

“Saat ini pedagang GKR sedang dalam proses tindak lanjut pemeriksaan. Sedangkan, untuk produk makanan yang dikemas ulang dalam proses tindak lanjut penegakan hukum berdasarkan UU Perlindungan Konsumen dan bahkan UU Pangan, serta untuk daging beku masih dalam proses pengawasan,” Veri menjelaskan.

Ketatnya pengawasan terhadap bahan pangan tersebut semakin mendesak dilakukan karena dalam bulan puasa sekarang ini; dan menjelang Lebaran, kebutuhan dan harga bapok kerap naik. Berdasarkan data Kemendag, harga beras medium pada bulan puasa 2019 adalah Rp10.511 per kilogram, naik ke Rp10.785 per kilogram pada Ramadan tahun ini. Sementara itu, beras premium naik dari Rp12.213 per kilogram menjadi Rp12.472 per kilogram. Harga bawang merah malah naik jauh dari Rp36.338 per kilogram menjadi Rp43.265 per kilogramtkilogram ini. 

Salah satu yang paling drastis adalah kenaikan harga gula, yakni Rp12.758 per kilogram tahunltahun melonjak ke Rp18.375 tahun ini.Harga rerata nasional yang sebesar Rp18.200 per kilogram naik hingga 45% di atas HET Rp12.500 per kilogram. Harga di Manokwari bahkan mencapai Rp22.000 per kilogram.

Kemendag bertekad memastikan harga gula di tingkat konsumen sesuai dengan HET Rp12.500 per kilogram dan tidak akan mengevaluasinya saat ini. Seluruh produsen dan distributor gula di Indonesia diinstruksikan untuk memangkas rantai jalur distribusi dan tidak menahan stok.

“Selain itu, Kemendag dan Satgas Pangan telah membentuk Tim Pengawas dan Monitoring Gula untuk mengawal kebijakan ini. Tindakan tegas akan dilakukan jika masih ada produsen dan distributor yang melanggar,” ucap Mendag Agus dalam rapat virtual bersama para produsen dan distributor gula di Auditorium Kemendag, Jakarta, Selasa 28 Mei lalu.

Mendag mendesak seluruh distributor yang saat ini menyimpan stok agar tidak menahan stok yang diperoleh dari produsen dan segera mendistribusikan gula dengan menjaga harga di tingkat konsumen sesuai HET. Distributor juga diminta memotong rantai distribusi gula, dengan tidak menjual gula kepada distributor lain. Pasalnya, berdasarkan hasil pengawasan Kemendag masih terdapat distributor yang menjual gula ke distributor lain di luar wilayah distribusinya sehingga berpotensi menaikkan harga gula.

Kemendag menjamin stok bapok yang dibutuhkan masyarakat cukup selama Ramadan dan Lebaran 2020. Stok nasional beras berdasarkan laporan Perum Bulog dan Kementerian Pertanian tercatat sebesar 3,3 juta ton. Mengantisipasi pandemi berangsur lebih lama dari perkiraan, mereka menerbitkan Permendag 24 Tahun 2020 tentang Penetapan Harga Pembelian Pemerintah untuk Gabah atau Beras. 

“Penerbitan Permendag ini dilakukan untuk mengoptimalkan penyerapan gabah/beras oleh Perum Bulog guna memperkuat stok pemerintah, sesuai dengan amanat Perpres Nomor 48/2016 Pasal 4 ayat (2) tentang Penugasan Kepada Perum Bulog dalam Rangka Ketahanan Pangan Nasional,” sebut Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Suhanto.

Upaya melawan pandemi Covid-19 lainnya yang digulirkan Kemendag adalah penghematan atau realokasi dan refokusing anggaran. Berdasarkan Surat Menteri Keuangan Nomor S-320/MK.02/2020 tentang Langkah-Langkah Penyesuaian Belanja Kementerian/Lembaga Tahun Anggaran 2020, Kemendag diminta melakukan penghematan anggaran Rp1,22 triliun atau sebesar 34,24% dari pagu alokasi anggaran 2020. 

“Kami masih harus melakukan refocusing anggaran dalam rangka penanganan dan pencegahan penyebaran Covid-19 di Indonesia, menyiapkan usulan stimulus sektor perdagangan, serta menjaga stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan pokok masyarakat. Dengan demikian, setelah dilakukan penghematan, maka anggaran Kemendag Tahun Anggaran 2020 menjadi sebesar Rp2,35 trilliun yang digunakan untuk belanja pegawai, operasional perkantoran, penanganan Covid-19, dan kegiatan prioritas lainnya,” Oke menjelaskan.

 Flora Libra Yanti