Home Kesehatan Awas! Di Tengah Pandemi, Penyakit Chikungunya Mulai Merebak

Awas! Di Tengah Pandemi, Penyakit Chikungunya Mulai Merebak

Karanganyar, gatra.net - Penyakit chikungunya menjangkit puluhan warga di desa-desa berdekatan wilayah Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar menerjunkan petugas fogging ke permukiman tersebut. 

Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) DKK Karangayar, Sri Winarno mengatakan, permintaan pengasapan dari wilayah Tasikmadu dan sekitarnya cukup tinggi. Permohonan dari pemerintah desa terlampir pula lokasi dan jumlah penderita penyakit bersumber gigitan nyamuk aedes aegypti itu. Seperti dari Desa Suruh, dimana 27 warganya terjangkit dengan dua diantaranya opname. 

"Kami diminta mengasapi lokasi tempat tinggal para penderita. Di Desa Suruh, seperti di Dusun Pendem Kulon dan Dusun Ngemplak," kata Winarno kepada gatra.net, Minggu (3/5).

Selain itu, permohonan pengasapan juga ada di wilayah berdekatan seperti dari Maguan, Desa Gaum di Tasikmadu, Kalongan Karanganyar Kota dan Desa Suruhkalang Jaten, Kabupaten Karanganyar.

Winarno mengatakan, chikungunya tidak menular antarpenderita. Namun biasanya antarpenderita tinggal tidak berjauhan. Korelasinya dengan lingkungan tidak sehat yang melancarkan daur hidup nyamuk. 

"Chikungunya tidak mematikan. Bahkan penderita bisa sembuh dengan sendirinya. Hanya saja perlu diobati agar gejala tidak berkepanjangan. Seperti demam dan nyeri di sekujur tubuh. Faktor risikonya mirip demam berdarah (DBD)," katanya. 

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) merupakan cara ampuh membasmi penyebab penyakit itu. Masyarakat dapat memulainya di lingkungan rumah tangga, seperti menguras bak mandi secara rutin dan tempat penampungan air lainnya. 

"Ternyata angka bebas jentik di Karanganyar rendah. Harus menjaga kebersihan. Botol-botol bekas yang bisa untuk nyamuk bertelur harap dibuang," katanya.

Winarno menuturkan gejala DBD dan Chikungunya berlainan dengan COVID-19. Jadi, masyarakat tak perlu cemas berlebihan. "COVID-19 disertai batuk dan flu atau pilek. Kalau DBD dan Chikungunya tanpa itu. Meski semuanya disertai demam," katanya.

Kepala Desa Suruhkalang, Jaten Wawan Thohari mengatakan delapan warganya terjangkit chikungunya. Setelah menjalani perawatan di puskesmas, mereka kini telah sembuh.

"Begitu ada laporan, dari puskesmas langsung memeriksa lokasi dan memantau jentik nyamuk," katanya. 

362