
Mataram, gatra.net - Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Mataram (Unram) dr. Hamsu Kadriyan, M.Kes, Sp.THT mengatakan, meningkatnya kasus positif Covid-19 di NTB sebenarnya bagus karena Pemda sudah memiliki kemampuan untuk melakukan screening dan deteksi serta mengkorfirmasi kasus positif lebih banyak lagi.Puncak Covid-19 ini di NTB pada Agustus mendatang dan diuperkirakan bisa mencapai 5000 orang terkena.
“Kalau kita tahu yang di bawah gunung es ini lebih banyak, maka kita akan bisa melakukan intervensi-intervensi yang lebih terukur. Sehingga kita bisa melakukan isolasi pasien yang positif tadi agar tidak menjangkiti orang lain” kata dr. Hamsu di Mataram, Kamis (24/4).
Ia menjeaskan, jika orang tidak tahu dirinya terinfeksi Covid-19 dan menularkannya ke orang lain yang tidak tahu, hal ini justru akan berdampak buruk bagi upaya memutus mata rantai penularan virus.” Dengan kita mengetahui yang terkonfirmasi positif ini, maka kita punya peluang untuk melakukan treatmen yang lebih bagus,” tambahnya.
Menurutnya, meningkatnya jumlah yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Provinsi NTB memberi sinyal yang positif bagi upaya memutus mata rantai penyebaran kasus ini. Karena memang Covid-19 seperti fenomena gunung es, dimana yang muncul di permukaan hanya sebagian kecil dari kasus yang belum diketahui di bawah (kasus yg sesungguhnya terjadi).
Data-data orang yang berisiko atau rentan terkena Covid-19 ini sudah dimiliki oleh pemeritah daerah, mulai dari jumlah ODP, PDP, OTG dan beberapa istilah lainnya. Pemda atau Tim Gugus Tugas sudah berhasil melacak orang-orang yang rentan ini dan sudah melakukan screening, termasuk kepada warga yang pernah melakukan perjalanan ke Gowa Sulawesi Selatan ini.
“Kita sudah melakukan identifikasi dan sudah mendapatkan hasil sementara melalui screening tadi. Dari screening ini kita tahu jumlah orang yang reaktif. Dari yang reaktif ini akan dilanjutkan dengan swab yang merupakan metode standar. Masyarakat diharapkan tidak terlalu panik dengan angka-angka positif yang cenderung meningkat ini, karena sesungguhnya ini berarti Pemda telah mampu mengungkap kasus ini lebih dalam,” ungkapnya.
Sementara itu Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid mengaku mendapatkan informasi dari Dekatan Fakultas Kedokteran Universitas Mataram yang menyebutkan bahwa puncak Covis-19 ini terjadi pada bulan Agustus mendatang.
Informasinya diprediksikan saat itu akan terkena 5000 orang positif Covid-19. Ini bisa terjadi jika masyarakat tetap “pagah” (bandel, red) tak mematuhi anjuran pemerintah dalam penanganan Covid-19 ini.
“Ini perlu kita sampaikan, bukan bermaksud untuk menakut-nakuti masyarakat, namun ini perlu dilakukan agar kita selalu waspada dan berupaya untuk mencegahnya sebisa mungkin agar prediksi tersebut tidak benar terjadi. Harus ada langkah dan upaya dari kita semua,” tegas Bupati.
Bupati tak bisa membayangkan jika 100 apalagi 1000 orang warga terkena Covid-19 ini. Demikian lelahnya petugas kesehatan atau anggota tim Gugus ini. Berikutnya dampak sosial ekonomi yang bakal ditimbulkan. “Karena itu kata kuncinya dari sekarang mari kita bergerak, bersatu seiring selangkah menghadapi tugas berat ini,” Bupati menegaskan.