
Jakarta, gatra.net - Peneliti Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi LIPI, tengah mengembangkan peranggkat sterilisasi virus pada Alat Pelindung Diri (APD) maupun limbah medis sebagai pencegahan penularan Wabah Covid-19. Perangkat tersebut diberi nama Simple Smart Ultra Violet C Sanitazer atau Si-SuSan.
Diungkapkan oleh Peneliti Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi LIPI, Yusuf Nur Wijayanto, Si-Susan memanfaatkan sinar Ultra Violet-C (UV-C) yang jika diambil dari sinar UV-C yang alami berasal dari matahari, memiliki paparan sebesar 100-280 Nanometer.
Dijelaskan oleh Yusuf, manfaat cahaya UV-C pada tingkat 100-240 Nanometer adalah mendistrupsi ikatan molekul antar oksigen dan membuat dua atom oksigen baru. Atom oksegin tersebut akan secara cepat menyatu dnegan oksigen lainnya yang akan secara alami merubah oksigen menjadi ozon.
"Ozon ini bisa diproduksi secara natyral, dan ini pun bisa dijadikan disinfektan, kalau kita bisa membangkitkan ozon ini. Nantinya, Sinar UV-C ini bisa diarahkan langsung ke APD medis atau limbah medis yang akan kita kemudian ozon sebagai bentuk sterilisasi atau disinfektan," jelas Yusuf Dalam Webminar LIPI, Rabu (22/4).
Dijelaskan Yusuf, perangkat Si-SuSan akan memanfaatkan UV-C tadi untuk upaya sterilisasi. Perangkat tersebut diakui Yusuf memliki keunggulan dibanding perangkat Sinar UV-C lainnya karena
Si-SuSan akan lebih sederhana, murah, Cerdas, Fleksibel, dan man jika dimanfaatkan sebagai bentuk alat pencegahan penularan Covid-19.
"Keunggulan Pertama, sederhana, kita hanya menggunakan lampu UV dan controller sehingga mudah pembuatan dan penggunaannya. Kemudian cerdas, pengendaliannya hanya dengan menggunakan android, selain itu, portable artinya alatnya mudah dipindahkan dan ringan, dan yang terakhir adalah aman, karena alat ini mempunyai sensor keamanan yang bisa melindungi. Sehingga ketika manusia datang, alat ini akan mati dengan sendirinya," tutur Yusuf.
Selain itu, yusuf juga mengatakan Si-SuSan akan memliliki biaya yang lebih murah. Hal itu tidak lain karena perangkat ini sengaja dibuat low cost, karena penggunaannya ditujukan untuk penggunaan di tataran menengah ke bawah seperti di puskesmas, klinik, kantor, industri kecil, kampus dan rumah tangga.
"Memang ditargetkan untuk di kalangan menengah ke bawah. Costnya berada di bawah 5 Juta rupiah," kata Yusuf.
Ke depan, perangkat Si-SuSan ini akan diujicobakan di Laboratorium Biosafety Level (BSL) 3 Milik LIPI yang dijadikan tempat penelitian terkait Covid-19 di tanah air.
"Alat ini sudah melewati beberapa uji fungsi dasar seperti uji lampu UV, perangkat lunak, koneksi bluetooth, indikator, sensor manusia, dan ketahanan, Alhamdulillah selesai dan sukses. Ke depan ini akan kita coba letakkan di Lab BSL 3," pungkasnya.