Home Ekonomi Hotel di Semarang Banting Harga, Sebulan Hanya Rp3 jutaan

Hotel di Semarang Banting Harga, Sebulan Hanya Rp3 jutaan

Semarang,gatra.net - Berbagai upaya dilakukan oleh pelaku bisnis perhotelan di tengah pandemi Covid-19 yang terus menggerus okupansi. Salah satunya adalah dengan menawarkan paket long stay selama masa pandemi Covid-19 dengan harga terjangkau. 
 
Seperti yang dilakukan oleh Star Hotel Semarang, hotel berbintang 4 ini menawarkan self quarantine package kepada masyarakat dengan harga yang sangat terjangkau mulai dari harga Rp 1,7 juta untuk 7 hari dan Rp3,1 juta untuk 14 hari.
 
"Dari paket isolasi mandiri tersebut berlaku hanya selama pandemi Corona. Masyarakat akan dimanjakan dengan berbagai fasilitas. Seperti, akses internet 24 jam, diskon untuk laundry dan makanan, dengan standar keamanan yang ketat," ujar Public Relations Officer Star Hotel Semarang, Riyanti, Senin (20/4).
 
Riyanti mengaku, program paket tersebut diadakan demi menekan okupansi hotel yang saat ini berkisar diangka 10 persen.
 
"Saat ini kami hanya menggunakan 5 lantai dari 30 lantai yang ditutup termasuk juga sky poll," sebutnya.
 
Selain Star Hotel Semarang, Hotel Ciputra Semarang dan MG Setos juga menawarkan paket serupa untuk medongkrak okupansi yang merosot. Hotel Ciputra menawarka paket long stay selama pandemi Coronavirus, dengan harga Rp 6 juta untuk 30 hari, dan Rp 3,5 juta untuk 15 hari ke depan. 
 
"Program isolasi mandiri ini hanya berlaku sampai 31 Mei 2020. Nantinya, masyarakat yang menjalani paket isolasi akan mendapatkan fasilitas internet selama 24 jam nonstop, dan  diskon untuk laundry bagi tamu yang mengikuti long stay," jelasPublic Relations Officer Hotel Ciputra Semarang, Shela Tiara.
 
Sementara Hotel MG Setos menawarkan paket long stay dengan harga Rp3,5 juta untuk 14 hari ke depan dengan fasilitas berupa kamar Deluxe Room.
 
Sebelumnya, Wakil Ketua  Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jateng, Bambang Mintosih mengaku saat ini banyak hotel yang berhenti beroperasi guna menekan biaya pengeluaran.
 
"Banyak yang hotel tutup, sementara hotel yang masih buka hanya memiliki okupansi sekitar 10%. Jadi tidak kaget jika banyak pekerja yang dirumahkan dalam kondisi seperti ini," tandas Bambang. 
 
9108