
Karanganyar, gatra.net - Dua warga Kabupaten Karanganyar dinyatakan positif terjangkit virus corona. Penanganan terhadap keduanya dan puluhan orang di lingkungannya menjadi prioritas selama 14 hari ke depan.
Bupati Karanganyar Juliyatmono menyebut hasil tes swab dua warga itu menunjukkannya positif terinfeksi covid-19. Seorang asal Desa Sewurejo Kecamatan Mojogedang dan seorang lagi warga Desa Paulan Kecamatan Colomadu.
Dikatakan, keduanya saat ini masih menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing berikut warga di lingkungannya yang dikarantina 14 hari.
"Hari ini ada dua warga Karanganyar yang dinyatakan positif corona, berdasarkan hasil tes swab yang keluar Jumat (10/4) ini," kata Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Karanganyar Juliyatmono dalam jumpa pers di posko gugus.
Dikatakan, warga positif corona asal Desa Sewurejo, Mojogedang diduga tertular virus usai mengikuti Ijtima Ulama Dunia Zona Asia 2020 di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan pada Maret lalu.
Ia pulang naik kapal laut bersama tetangganya berinisial SS (77) yang juga mengikuti kegiatan itu. SS meninggal dunia di RSUD Dr Moewardi pada Jumat (10/4) setelah dirawat sepekan lebih.
Keduanya mengalami batuk, pilek dan sesak napas. Hanya saja, salah satunya merasa sudah baikan kemudian pulang ke rumah diikuti isolasi mandiri selama 14 hari. Ia tinggal berdua saja dengan istrinya.
"Rencananya, 13 April nanti, akan di-tes swab ulang. Semoga nanti hasilnya negatif. Untuk lingkungan sekitar, dari pendataan, ada 55 jiwa yang juga diisolasi selama 14 hari. Kami akan kirim bantuan logistik untuk kebutuhan selama diisolasi," tandasnya.
Sedangkan warga positif corona di Paulan Colomadu merupakan pemimpin perusahaan di Kabupaten Boyolali. Karyawannya cukup banyak dan menjadi tanggung jawab Pemkab Boyolali untuk melakukan pelacakan.
Berdasarkan riwayatnya, pasien tersebut mengikuti pelatihan di Tangerang pada 23-24 Februari. Selama itu kondisinya dalam keadaan kurang sehat. Kemudian pada Senin (2/3) kembali masuk bekerja.
Pada 8 Maret 2020 melakukan perjalanan ke Kabupaten Batang, namun pulang karena kurang sehat. Sedangkan pada 11-12 Maret 2020 pasien nekat melakukan perjalanan ke Tasikmalaya. Namun, merasakan gejala yang kurang sehat.
Pada 13 Maret, dia dirujuk ke RS Kasih Ibu Solo. Pada 19 Maret 2020 pulang lagi dengan kondisi cukup baik. Kemudian pada 20 Maret kembali demam dan masuk lagi ke RS tersebut. Pada 23 Maret hasil swap gagal karena tidak terbaca. Pada 28 Maret pulang lagi dalam keadaan baik.
“Pada 6 April memeriksakan dirinya kembali. Swab dinyatakan positif pada hari ini,” ucapnya.
Berdasarkan informasi, pasien tersebut tinggal dengan isteri dan tiga anaknya.
“Kami akan siapkan logistik selama 14 hari. Selama isolasi, semoga hasil swab menjadi negatif agar tidak ada penyebaran lagi," katanya.