

Tegal, gatra.net - Bulog Cabang Pekalongan, Jawa Tengah memastikan ketersediaan beras untuk mencukupi kebutuhan masyarakat di wilayah eks Keresidenan Pekalongan hingga setelah Lebaran, termasuk untuk keperluan penyaluran dari pemerintah daerah selama masa tanggap darurat Covid-19.
"Stok beras jumlahnya 30 ribu ton. Itu kita perkirakan dari estimasi beberapa penyaluran ke belakang, bisa mencukupi enam bulan ke depan," kata General Manager Bulog Cabang Pekalongan Arie Apriansyah, Selasa (7/4).
Arie mengatakan, karena Bulog sudah tidak lagi bertugas menyalurkan bantuan rastra, maka stok beras yang ada digunakan antara lain untuk Kegiatan Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) ketika harga beras di pasaran melonjak dan untuk Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang disalurkan ketika terjadi bencana alam melalui pemerintah daerah.
"Selain itu, pengeluarannya juga untuk hal-hal yang terkait dengan kondisi seperti pandemi Covid-19 seperti saat ini," ujarnya.
Menurut Arie, khusus pengeluaran terkait pandemi Covid-19, Kementerian Sosial sudah membuat Peraturan Menteri Sosial (Permensos) tentang Pengeluaran CBP untuk Covid-19. Sesuai paraturan itu, pemerintah daerah (pemda) melalui Dinas Sosial bisa mengajukan ke Bulog agar mengeluarkan CBP untuk diberikan sebagai bantuan ke masyarakat.
"Dari Dinas Sosial kota atau kabupaten mengajukan dengan melampirkan salah satunya pernyataan penetapan darurat, lockdown atau apapun terkait Covid-19 dan data penerima. Sesuai Permensos sudah diatur per orang per hari dapat 400 gram. Harinya dikalikan dengan masa yang ditetapkan pemda. Nanti Bulog selaku operator menyalurkan sesuai data-data tersebut," jelasnya.
Sejauh ini, Arie mengatakan belum menerima pengajuan pengeluaran CBP untuk pemberian bantuan selama masa tanggap darurat Covid-19 dari pemerintah daerah di wilayah eks Keresidenan Pekalongan.
"Belum ada pengajuan yang masuk ke Bulog cabang Pekalongan. Mungkin sudah ada prosesnya. Tapi kami selaku cabang hanya operator saja. Pada saat surat sudah masuk, kita langsung layani," ujarnya.
Sedangkan untuk penyerapan, Arie menyebut pihaknya belum melakukan penyerapan beras dari petani meskipun saat ini beberapa daerah sudah mulai panen. Alasannya, stok di seluruh gudang Bulog juga masih banyak.
"Harga pembelian pemerintah juga baru ditetapkan kemarin. Kita harapkan bisa refresh, stok yang ada bisa segera dikeluarkan sehingga kita bisa menyerap yang baru," ujarnya.