
Batam, gatra.net - Dampak mewabahnya Virus Corona (Covid-19) membuat sektor industri di Batam, Kepri lesu. Sejumlah perusahaan mengurangi produksi, bahkan ada yang menutup usahanya, dan tak sedikitpula karyawan yang dirumahkan.
Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Batam, Rudi Syakyakirti mengatakan, Disnaker telah mendapat laporan bulanan dampak Covid-19 di Batam yang berimbas pada nasib belasan ribu karyawan. Laporan yang masuk itu, menunjukan trend peningkatan jumlah perusahaan yang tutup dan karyawan yang dirumahkan, hingga pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Wabah virus corona, sangat menghantam dunia industri di Batam, imbasnya banyak perusahaan yang mengurangi produksi secara signifikan karena sulitnya mendapat bahan baku, bahkan ada beberapa perusahaan yang tutup," katanya, Selasa (7/4) di Batam.
Rudi merinci, ada lima perusahaan yang tutup saat ini akibat mewabahnya Covid-19, dan sudah ada 540 karyawan yang di PHK. Selain itu lanjut dia, ada sebanyak 7.486 karyawan dirumahkan tanpa kejelasan.
“Karyawan yang dirumahkan dengan bayaran ada sebanyak 1.987 orang. Sedangkan Karyawan yang dirumahkan tidak dibayar (unpaid leaved) di bukan April 2020 ini saja ada peningkatan sebanyak 3.543 orang. Apabila ditotal, dari bulan Maret 2020 tak kurang 13.556 orang karyawan industri kehilangan pekerjaan akibat mewabahnya virus ini. Jumlah itu kemungkinan akan terus bertambah," ujarnya.
Dengan situasi ini pemerintah menyarankan perusahaan melakukan mediasi dengan para pekerja terlebih dahulu. Pekerja diberi pemahaman tentang kondisi dan situasi perusahaan akibat pendemik itu, agar tidak menimbulkan kegaduhan.
"Ini kita sarankan kepada perusahaan yang telah berkonsultasi dengan pemkot. Ini juga langkah untuk mempertimbangkan keberlangsungan usaha para pengusaha juga. Jadi, jangan sampai ada yang rugi dan menimbulkan maslah baru di kemudian hari," tuturnya.