
Yogyakarta, gatra.net - Kasus positif Covid-19 beserta kematian terkait penyakit itu di Daerah Istimewa Yogyakarta bertambah, Minggu (5/4). Seorang pasien positif Covid-19 dan pasien dalam pengawasan (PDP) meninggal dunia.
Adapun kasus positif penyakit ini juga bertambah. "Penambahan jumlah kasus Covid-19 terkonfirmasi positif tanggal 5 April 2020 sebanyak 1 kasus," ujar Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan Covid-19 Berty Murtiningsih lewat pernyataan tertulis.
Pasien positif Covid-19 tersebut seorang laki-laki warga Gunungkidul usia 18 tahun. "Riwayatnya pulang dari Jakarta setelah pendidikan," ujar Berty.
Dengan demikian, hingga hari ini jam 16.00 WIB, jumlah kasus positif Covid-19 di DIY adalah 35 kasus. Rinciannya, 25 orang dirawat di rumah sakit, enam orang sembuh, dan empat orang meninggal dunia.
Hari ini terdapat seorang pasien positif Covid-19, laki-laki warga Bantul 71 tahun, wafat. "Meninggal tadi pagi. Ada penyakit penyert ginjal dan leukimia," kata Berty.
Para pasien positif tersebut bagian dari 334 pasien dalam pengawasan (PDP). Sebanyak 109 orang telah menjalani tes dan dinyatakan negatif Covid-19 dan tiga orang di antaranya meninggal dunia. Ada 2.639 orang dalam pemantauan (ODP) di DIY.
Adapun PDP yang tengah dalam proses uji laboratorium sejumlah 190 orang. Rinciannya, 99 orang rawat inap, 84 orang rawat jalan, dan delapan orang wafat. Salah satu pasien di kategori ini meninggal hari ini yakni perempuan 88 tahun warga Kulonprogo.
Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta, pusat uji sampel pasien terkait Covid-19 di DIY, belum mengambil sampel pasien itu. (Pasien tersebut) Belum sempat diambil swab," ujar Kepala BBTKLPP Yogyakarta Irene dalam pernyataan tertulis.
Tes swab adalah pengambilan sampel lendir di saluran pernapasan untuk menguji ada tidaknya virus corona penyebab Covid-19. Sampel lendir tersebut kemudian dites dengan bahan-bahan laboratorium.
Irene menjelaskan, jika tidak ada perubahan bahan primer atau reagan untuk tes sampel pasien, balai tersebut bisa mengeluarkan 180-an hasil tes pasien terkait Covid-19 dalam 24 jam.
"Tapi jika ada perubahan primer pemeriksaan, maka harus dilakukan optimasi ulang dan penyesuaian lagi dalam pemeriksaan, sehingga itu akan memperlambat dan mengurangi jumlah hasil yang selesai diperiksa. Seperti kemarin karena proses optimasi dan penyesuaian, kami hanya bisa memeriksa 30-an sampel," tuturnya.
Irene pun menjelaskan hubungan Covid-19 dan penyakit bawaan pasien, seperti pasien positif Covid-19 yang meninggal hari ini karena mengidap sakit ginjal dan leukimia. "Penyakit komorbid atau penyakit penyerta dapat memperburuk kondisi saat terinfeksi virus corona Covid-19," kata dia.
Menurutnya, orang yang lebih tua dan mereka yang memiliki penyakit penyerta seperti tekanan darah tinggi, jantung, diabetes, dan kanker, memiliki potensi kematian lebih besar dibandingkan mereka yang tanpa komorbid.
"Dalam melawan penyakit Covid-19, menjaga sistem imunitas diri merupakan hal yang penting, terutama untuk mengendalikan penyakit penyerta," ujar dia.
Irene juga menyebut beberapa langkah yang dapat meningkatan imunitas diri pada mereka yang terpapar Covid-19. "Konsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik atau senam ringan, istirahat cukup, suplemen vitamin, tidak merokok, dan mengendalikan komorbid," kata dia.