Lebih dari 40 tahun Bob Hasan membangun dunia atletik Indonesia. Seluruh sumber daya miliknya, diberikan untuk olahraga ini. Jasanya di dunia atletik tak lekang oleh waktu.
Sapwaturrahman Sanapiah Arsyad kaget bukan kepalang. Ia begitu terguncang begitu mendengar kabar wafatnya Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI), Mohammad "Bob" Hasan pada Selasa lalu, sekitar pukul 11.30 WIB. Bagi atlet lompat jauh ini, sosok Bob Hasan telah memberikannya banyak kisah manis sepanjang hidupnya. Terutama, atas dedikasi almarhum bagi dunia atletik di Indonesia. Sampai-sampai ketika mendengar kabar tersebut, Sapwa serasa seperti mimpi. "Saya enggak percaya, lah, pokoknya kalau Bapak sudah enggak ada," ujarnya.
Menurut pria kelahiran Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), 13 Mei 1994 ini, Bob sudah seperti ayahnya sendiri. Bob dimatanya adalah sosok yang sangat perhatian terhadap para atlet, disiplin, dan tentunya senang bercanda. Selain itu, Bob tidak menekan para atletnya harus juara, karena yang terpenting, atlet-atlet di bawah binaan PB PASI tidak sakit perut saja, Bob sudah senang.
Atlet peraih medali perunggu pada ajang Asian Games 2018 ini, menyebut Bob sebagai orang yang tanpa pamrih. Seluruh kebutuhan atlet Pelatnas PB PASI, mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki dibiayai oleh Bob, bahkan celana dalam pun disediakan. "Ya, mohon maaf ini mah, sampai ke celana dalam saja itu diurus sama Bapak. Dalam arti sampai dibelikan, dicuciin laundry, ya. Kita dibiayain semua. Itu yang menjadi saya sampai sekarang belum terima dengan kepergian Bapak, enggak percaya saya," katanya kepada Muhammad Guruh Nuary dari GATRA.
Suara Sapwa terdengar parau. Bicaranya mulai terbata-bata saat ia kembali menjelaskan sosok Bob Hasan. Ia merasa bersyukur bisa bertemu Bob. Baginya, jasa Bob untuk dunia atletik tidak perlu diragukan lagi. Bob sudah 40 tahun lebih mengabdi di atletik tanpa pernah mengeluh kepada pemerintah dan tetap selalu memikirkan keadaan atletnya.
Bagi Sapwa, Bob Hasan adalah orang langka di Indonesia. Ia pun berjanji pada dirinya sendiri, akan selalu berusaha mempersembahkan medali untuk mantan Menteri Perindustrian era Presiden Soeharto tersebut. "Sekarang, saya pun ingin sesukses Pak Bob, bahkan lebih, untuk meneruskan perjuangan beliau. Kalau saya punya kesempatan, ingin lebih seperti Bapak dan saya akan berbuat kebaikan yang sama seperti Bapak," ucapnya sambil kembali terbata-bata.
***
Bicara skema atletik Indonesia, tidak dapat dilakukan tanpa menyebut nama Bob Hasan. Atletik adalah dunianya, sudah mendarah daging. Sekjen PB PASI, Tigor Tanjung, menuturkan bahwa keterlibatan Bob dalam organisasi olahraga itu dimulai pada 1978. Ketika itu, Bob menggantikan Jendral (Purn) Sayidiman Suryohadiprojo sebagai Ketua Umum PB PASI. Sejak itulah, jabatan tersebut dipegang sampai ke peristirahatan terakhirnya, yang berarti sudah lebih dari 40 tahun.
Kesetiaan dan pengabdiannya pada olahraga atletik tidak tanggung-tanggung dan tampak mustahil dapat ditiru oleh orang lain. Bayangkan saja, mulai dari membiayai keperluan organisasi, mendanai atlet-atlet di pemusatan latihan nasional. Termasuk memberikan bonus bagi atlet-atlet berprestasi, sampai urusan merawat Stadion Madya Senayan sebagai episentrum kegiatan atletik nasional. Boleh dikatakan, semuanya menggunakan dana dari kantongnya sendiri, walaupun ia sering mengelak dengan mengatakan dirinya dibantu oleh teman-temannya.
Tigor pun merasakan kehilangan mendalam. Baginya, Bob sulit tergantikan. "Seorang pelari mengerahkan seluruh kemampuannya untuk mencapai garis finis, tetapi Bob Hasan mendedikasikan hidupnya dalam atletik tanpa garis finis," ujarnya.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB), Tjahjo Kumolo, yang hadir di rumah duka, mengakui bahwa ia mengenang Bob sebagai tokoh yang sangat menginginkan kemajuan dunia olahraga Indonesia, khususnya atletik. "Hampir semua sumber daya yang dimilikinya diberikan untuk hal ini," katanya kepada GATRA.
Demikian halnya Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali, menyebut Bob sebagai tokoh yang luar biasa berjasa di dunia olahraga, khususnya atletik. Amali menceritakan bagaimana sosok Bob. Ia mengenang kembali, ketika tiga hari dilantik menjadi Menpora, dirinya langsung mendatangi tempat pelatnas atletik yang sedang persiapan ke Sea Games di Filipina. "Kesan saya ketika itu bahwa hebat orang tua ini, sudah seusia yang sepuh seperti itu, beliau masih mau tiap hari di lapangan Stadion Madya Senayan menemani pelatih, atlet, dan pengurus cabor," tuturnya.
Menurut Amali, kalau bukan panggilan jiwa dan dedikasi luar biasa untuk olahraga, tidak mungkin Bob ada di lapangan terus mendampingi para atletnya. Ia melanjutkan, orang seusia Bob yang sudah sepuh, seharusnya banyak istirahat di rumah. Namun segala pengorbanan dan pengabdiannya didedikasikan untuk kemajuan olahraga Indonesia, khususnya cabang olahraga atletik.
Amali mengatakan, ia dan masyarakat di Tanah Air, khususnya seluruh stakeholder olahraga, pasti merasakan kesedihan mendalam serta kehilangan atas kepergian Bob. "Selamat jalan Pak Bob Hasan, semoga Allah SWT menerima segala amal kebaikannya dan almarhum khusnul khatimah," ucapnya.
Gandhi Achmad