Home Laporan Khusus Mendorong Prestasi Cabang Lain

Mendorong Prestasi Cabang Lain

Beberapa cabang olahraga Indonesia berprestasi karena tangan dingin Bob Hasan. Ia tak hanya mampu berperan secara nasional, tapi juga dunia.


Kiprah Bob Hasan di dunia olahraga tidak hanya di dunia atletik. Ia juga mewarnai prestasi beberapa organisasi cabang olahraga lain, seperti Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) dan Persatuan Angkat Besi dan Binaraga Seluruh Indonesia (PABBSI).

Selain itu, dia pernah menduduki posisi Wakil Ketum KONI Pusat pada era Ketua Umum Surono. Namnya juga berkibar di olahraga Asia dan dunia. Dia dipercaya memimpin Asosiasi Atletik Asia (AAA), dan kemudian menjadi Anggota Kehormatan IOC (Komite Olimpiade Internasional).

Bagi Andi Darussalam Tabusalla, sahabat sekaligus pengurus Percasi, kiprah Bob Hasan di olahraga asah otak ini juga cukup menarik. Bob, yang sempat menduduki pucuk pimpinan Percasi, suatu waktu pada 1993, pernah dimintai pertolongan untuk mengadakan pertandingan catur kelas dunia antara Jan Timman, grand master catur asal Belanda, melawan Anatoly Karpov, begawan catur Rusia.

Tak tanggung-tanggung, Florencia Campomanes, yang kala itu memegang posisi sebagai presiden persatuan catur dunia FIDE, langsung turun tangan meminta bantuan dirinya. "Spontan Pak Bob mengiyakan permintaan itu, dan akhirnya pertandingan diselenggarakan di Kuningan, Jakarta Selatan," ujar Andi kepada Gatra.

Sebagai penyegar ingatan, kala itu, Campomenes sebagai Presiden FIDE menghadapi kondisi krisis kepercayaan internasional. Usut punya usut, Campomenes dianggap kurang piawai dalam menghelat kejuaraan catur tingkat dunia usai Oman mengundurkan diri sebagai tuan rumah perebutan juara dunia.

Di tengah kekalutan ini kemudian Percasi dengan cukup baik memainkan peran untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan duel Timman-Karpov. Kedua pecatur ini pun lantas setuju untuk bermain di Jakarta. Dengan waktu persiapan yang mepet, kisaran dua minggu, Bob Hasan bekerja cepat untuk memenuhi standar pelaksanaan pertandingan internasional itu.

Bob Hasan sangat yakin, pertandingan ini tentu berimbas positif terhadap atmosfer olahraga catur di Indonesia. Dan memang terbukti animo masyarakat Indonesia terhadap catur semakin baik. Hal ini kemudian yang menjadi penyemangat anak-anak muda menjadi grand master catur dunia seperti Utut Adianto saat ini.

Selain itu, di Persatuan Senam Indonesia (Perseni), Bob Hasan juga sempat menjadi ketua umum. Andi, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Bidang Pembinaan Perseni, masih ingat betul bagaimana senam Indonesia mampu memperoleh medali cukup banyak saat SEA Games di Indonesia pada 1997. "Kita (senam) mendapat delapan emas, delapan perak, dan delapan perunggu,” ujarnya.

Langkah Bob Hasan memang punya cara sendiri dalam membina olahraga nasional. Salah satunya dengan cara menerjunkan semua orang-orang kepercayaannya untuk membina cabor-cabor seperti PABSSI, renang (PB PRSI) hingga gulat (PB PGSI).

Dengan cara ini, PABSSI misalnya, mampu menelurkan atlet sekelas Sri Indriyani yang menggondol medali emas Asian Games, Soetrisno atlet angkat berat dengan raihan emas dan The Best Lifter di kejuaraan dunia Austria, Ade Ray yang merupakan binaragawan Asia di Makao. Bahkan cabang angkat besi mampu meraih medali perak di Olimpiade.

Belum habis catatan kiprah itu, Bob Hasan juga mengembangkan olahraga golf dengan membuka lapangan golf di kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan. Bahkan Presiden Soeharto belajar bermain golf dari nol dengan Bob Hasan di Lapangan Golf Rawamangun.

Bagaimanapun Bob Hasan memang telah meninggalkan banyak warisan berharga bagi dunia olahraga Nusantara. Raja Sapta Oktohari, Presiden National Olympic Committe (NOC) Indonesia, menyampaikan duka cita mendalamnya atas kepergian Bob Hasan sekaligus mengenang bagaimana kiprah Hasan mengharumkan nama Indonesia lewat olahraga. "Bukan hanya menjadi Ketua Umum PB PASI, tetapi beliau juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum PB PABBSI dan juga ikut berperan dalam mengangkat prestasi olahraga panahan dan catur," ujar Okto.

Menurutnya, semua cabor yang pernah merasakan tangan dingin Bob Hasan hingga berhasil melahirkan atlet-atlet unggulan, baik di ajang single maupun multievent. "Terus terang, saya sangat hormat dan kagum dengan sosok Pak Bob yang mengabdi dalam dunia olahraga atletik hingga akhir hidupnya," tuurnha.

Dia juga menempatkan orang kepercayaannya, Machnan Kamaludin, sebagai Ketua Umum PB Percasi, dan Haposan Panggabean sebagai Ketua Umum Panahan (PB Perpani). Di era itu, juga lahir trio Srikandi Indonesia, yakni Nurfitriyana Saiman, Kusuma Wardani, dan Lilis Handayani saat meraih perak Olimpiade Seoul 1988.


Aditya Kirana