
Surabaya, gatra.net - Penanganan wabah Covid-19 oleh para dokter dan tim medis lain, mengalami kendala kurangnya jumlah alat pelindung diri (APD).
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur Sutrisno mengatakan, telah meminta bantuan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Sebab, distribusi APD kepada para tim medis di rumah sakit, hingga kemarin (19/3), masih 30 persen dari total kebutuhan.
"Jadi, 70 persen masih kekurangan (APD). Itu jumlah yang diperlukan di lapangan, bagi fasilitas kesehatan dan para dokter ini. Artinya, sangat besar kekurangannya," kata Sutrisno di Gedung Grahadi Surabaya, Kamis (20/3).
Baca juga : APD Habis, RS Rujukan Corona di Tegal Pakai Jas Hujan
Dalam penyediaan APD tersebut, Sutrisno mengaku telah mendapat jawaban dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur. Katanya, Pemprov telah memesan sejumlah APD yang akan disalurkan kepada rumah sakit dan tim medisnya.
Jumlah APD yang disalurkan, akan menyesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit dan tim medis per hari. "Katanya, beliau (Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa) sudah menelusuri di lapangan. Tapi begitu nyampek di pabriknya, orang mau beli itu susah," kata Sutrisno.
Menurutnya, persoalan kekurangan APD itu lebih disebabkan oleh gangguan distribusi dari perusahaan penyedia alat kesehatan. Selain itu, kebutuhan APD tidak perlu impor, karena sudah banyak perusahaan di dalam negeri yang mampu memproduksi sendiri.
"Sebenarnya itu barang (APD) bisa dibuat di dalam negeri ya. Simple kok itu. Tinggal, bagaimana kok jalur distribusinya hilang di tengah jalan," tuturnya.
Terpisah, Ketua Satgas Covid-19 RSU Universitas Airlangga (Unair) dr. Prastuti Asta Wulaningrum mengatakan, kebutuhan APD memang sangat penting. Karena, tim medis menghabiskan banyak stok APD selama penanganan Covid-19.
Beruntung, Prastuti mengatakan bahwa RSU Unair masih mendapat bantuan stok APD dari pelbagai pihak. Salah satunya, pemerintah Kota Surabaya.
Baca Juga : Anggota DPRD Blora Ngamuk, Tolak Pemeriksaan Corona
Sejumlah bantuan APD tersebut meliputi, Savety Goggle, Facial Mask, Masker N95, Sterile Gloves, dan Medical Gowns. Prastuti menyebut, jumlah stok APD yang dimiliki RSU Unair tersebut hanya bertahan untuk dua hari saja.
"Yang urgent, facial (facial medical mask), goggle (savety goggle) pelindung mata, kemudian gown (medical gown). Kalau (masker) N95, cukup untuk tiga hari," kata Prastuti.
Sementara itu, Kepala Humas RSU Dr. Soetomo, dr. Pesta Manurung menyatakan bahwa pihaknya telah mendapat pasokan APD yang cukup dari Pemprov Jatim. Tanpa menyebut berapa unit APD yang disalurkan, Pesta menegaskan bahwa jumlahnya mencukupi sesuai permintaan.
Stok APD tersebut masih mencukupi untuk penanganan wabah Covid-19 hingga usai masa tanggap darurat. RSU dr. Soetomo, lanjut Pesta, dapat meminta kebutuhan APD kepada Pemprov Jatim, berapapun jumlah yang dibutuhkan selama masa tanggap darurat Covid-19.
"(Ketersediaan APD) sudah di-support sama Pemprov Jatim. (jumlah APD) saya nggak tahu, pokoknya (jumlahnya) sesuai dengan yang diminta," kata Pesta.
Meski demikian, Pesta tidak menampik ada pihak yang penggalang bantuan dari masyarakat terkait kebutuhan tim medis dalam menangani wabah Covid-19. Menurutnya, RSU dr. Soetomo sangat terbuka jika ada masyarakat yang memberikan bantuan APD atau barang bagi tim medis.
"Kami dengan sangat terbuka menerima (bantuan). Bukan karena kami kekurangan (APD dan alat pendukung lain). Cuman masalahnya adalah kami tidak ingin sampai ada oknum-oknum yang memanfaatkan situasi untuk kepentingan pribadi," katanya.