
Semarang, gatra.net – Pengasuh Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo Magelang KH Yusuf Chudlori menegaskan, mencegah bahaya (mafsadat) harus menjadi prioritas utama, dibandingkan mengambil manfaat. Kaidah fikih ini, sangat pas diterapkan dalam menghadapi kondisi merebaknya virus Corona (Covid 19) .
“Pembatasan aktivitas dalam bentuk berkumpulnya massa yang banyak, menjadi langkah baik dalam menghentikan penyebaran virus yang sangat cepat bermigrasinya ini,” ujarnya, Kamis (19/3).
Gus Yusuf, panggilan akrabnya menjelaskan, sekolah itu manfaat. Hanya saja untuk sekarang ini tinggal di rumah (stay at home), belajar di rumah lebih prioritas dalam upaya penanganan corona. “Silaturrahim, bertemu sanak famili, pergi ke pengajian, itu maslahat, tetapi untuk saat ini kita tunda dahulu," katanya.
Di saat pandemik corona semakin menyebar, lanjut Gus Yusuf, maka wajib bagi manusia untuk memutus mata rantai penyebarannya dengan cara menjaga kesehatan. “Allah memerintahkan manusia untuk berikhtiar. Jaga kebersihan, diam dirumah, hindari dahulu kerumunan-kerumunan masyarakat,” terang Ketua DPW PKB Jateng ini.
Dia juga mencontohkan saat Makkah ditutup untuk umrah, hal itu bukan berarti takut kepada virus corona. Namun justru sebagai bagian ikhtiar untuk menaati perintah Sang Pencipta. “Surat Al-Baqarah ayat 195 menyebutkan, dimana artinya, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik,” tutur Ketua Yayasan Syubanul Wathan ini.
Sementara itu, di pesantren yang dia pimpin, juga terus meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran virus corona ini. Peningkatan kewaspadaan ini ini juga merupakan wujud taat pada surat edaran yang dikeluarkan oleh Gubernur Jawa Tengah dan menindaklanjuti imbauan Pengurus Wilayah (PW) Rabithah Ma'ahid Al-Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Jawa Tengah tentang virus corona.
Bentuk peningkatan kewaspadaan tersebut meliputi pengecekan ketersediaan alat pengukur suhu tubuh (thermoscan), dan juga bersih-bersih dlingkungan. Termasuk menyediakan hand sanitizer bagi pengurus, santri, khadim, serta siapapun yang keluar-masuk area pesantren.
Di samping meningkatkan kewaspadaan, Gus Yusuf juga meminta kepada para wali santri untuk tidak menjenguk putra-putrinya hingga 14 hari ke depan. “Meskipun tidak diperkenankan menjenguk putra-putrinya untuk sementara waktu, Insya Allah semua akan baik-baik saja. Rumah Sakit Syubbanul Wathan selalu memantau seluruh santri,” pungkasnya.