Home Kesehatan APD Habis, RS Rujukan Corona di Tegal Pakai Jas Hujan

APD Habis, RS Rujukan Corona di Tegal Pakai Jas Hujan

Slawi, gatra.net - Ketersediaan alat pelindung (APD) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soeselo, Kabupaten Tegal mulai menipis seiring mulai meningkatnya jumlah pasien dengan gejala diduga infeksi virus corona (Covid-19). Jika sudah habis, penanganan pasien terpaksa harus menggunakan jas hujan plastik.

Direktur RSUD dr Soeselo Guntur Muhammad Taqwin mengungkapkan, jumlah APD berupa pakaian hazmat atau biasa disebut baju astronout tinggal sembilan buah. Padahal setiap hari petugas medis membutuhkan 12 APD tersebut untuk menangani pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 di ruang isolasi.

"Jadi kemungkinan APD yang sudah tersedia tersebut besok sudah habis karena penggunaannya disposable atau sekali pakai," kata Guntur, Rabu (18/3).

Guntur mengatakan, pihaknya sudah mengajukan penambahan APD ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Dinas Kesehatan Provinsi Jateng untuk mengantisipasi lonjakan jumlah pasien yang harus ditangani di ruang isolasi. Namun belum ada bantuan.

"Kalau habis, belum dapat kiriman Kemenkes dan mau beli di luar stok kosong, terpaksa nanti pakai jas hujan yang dari plastik," ujar Guntur.

Guntur mengakui, jas hujan plastik tidak memenuhi standar APD untuk penanganan pasien Covid-19 yang ditentukan Badan Kesehatan Dunia (WHO). Namun keterbatasan membuat penggunaan jas hujan plastik dilakukan agar petugas medis terlindungi dari penularan Covid-19.

"Ya gimana lagi harus kreatif. Yang penting kita terlindungi. Karena stok nasional tidak ada. Ini kami sedang usaha terus. Mudah-mudahan dapat," ucap Guntur.

Selain pakaian hazmat, APD lain yang jumlahnya mulai menipis yakni masker. Padahal di RSUD dr Soeselo yang merupakan rumah sakit rujukan penangan Covid-19 penunjukkan Kemenkes terdapat tiga PDP Covid-19 yang tengah dirawat di ruang isolasi.

Penangannya juga membutuhkan beberapa hari karena harus menunggu hasil swab tenggorok di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes di Yogyakarta.

"Alat virus transport medium (tempat sampel swab tenggorok) juga sudah habis. Sehingga baru satu pasien yang sudah diambil swab tenggoroknya.

Kami sudah mengajukan ke Kementerian Kesehatan untuk alat itu. Kami masih menunggu dikirim Kemenkes," ujarnya.

608