
Jakarta, gatra.net - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan langkah antisipasi dengan menutup sejumlah museum yang berada di bawah naungan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Kebijakan tersebut merupakan bagian dari serangkaian upaya Kementerian untuk menghadang penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19) di Indonesia.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim, menyebut pembatasan kunjungan ke museum menjadi pilihan yang harus dilakukan dalam kesiapsiagaan menghadapi ancaman penyakit dan faktor risiko kesehatan, yang berpotensi pada Kedaruratan Kesehatan Masyarakat (KKM) di ruang publik.
"Untuk mencegah penyebaran Covid-19 maka layanan kunjungan ke museum, galeri, dan cagar budaya untuk sementara ditutup,” kata Nadiem di Jakarta, Rabu (18/3).
Namun, penutupan bukan berarti masyarakat tidak dapat mengakses museum tersebut. Nadiem menyampaikan bahwa masyarakat tetap dapat mengakses museum dan beberapa situs di Indonesia menggunakan platform teknologi.
"Sejak beberapa waktu yang lalu, Kemendikbud telah bekerjasama dengan Google, dan resmi memasukkan beberapa museum dan situs di Indonesia ke dalam Platform Google Arts & Culture," ujar Mendikbud Nadiem.
Dikatakan, platform tersebut dioperasikan melalui satu teknologi baru yang dinamakan Art Camera and Google Cardboard. Sehingga penutupan museum diharapkan tidak berpengaruh kepada masyarakat karena sudah dapat dengan mudah mengakses informasi budaya Indonesia.
“Masyarakat juga dapat memanfaatkan virtual reality melalui ponsel dengan aplikasi Google Arts & Culture yang tersedia di Android dan ios,” ujarnya.
Direktur Jenderal Kebudayaan (Dirjen Kebudayaan) Kemendikbud, Hilmar Farid menambahkan sejumlah informasi budaya Indonesia lainnya dapat dinikmati melalui aplikasi Google Arts & Culture tersebut.
"Di antaranya menjelajahi museum situs manusia purba Sangiran dan museum nasional. Sampai berwisata di Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Candi Ratu Boko dengan Virtual Tour 360 derajat," katanya.