


Karanganyar, gatra.net - Kuliner tradisional Kabupaten Karanganyar tersaji dengan tata layanan kearifan lokal di Pasar Mbatok, Dusun Badan, Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso. Suasana tempo dulu di pasar ini menjadi daya tarik destinasi wisata tematik.
Di Pasar Mbatok, para pedagang mengenakan baju lurik, kebaya, dan asesori khas tradisi masyarakat Jawa tempo dulu. Memasuki pasar ini, pengunjung langsung dijamu musik gamelan yang mengalun lembut.
Lapak-lapak terbuat dari bambu beratap rumbia, menyajikan aneka menu. Pasar mbatok juga dilengkapi panggung utama untuk berbagai pagelaran seni atau acara desa. Pengunjung dapat memilih kuliner dari daftar menu yang terpampang di gapura. Yakni gethuk, cucur, embang, klepon, tiwul, cenil dumbek, dawet, legen, gerabah, sega jagung dan sebagainya.
Penangung Jawab (PJ) Pasar Mbatok, Eko Wuryanto mengatakan belanja di pasar berkonsep Jawa kuno tersebut, pembeli dan pedagang tidak menggunakan uang tunai untuk transaksi. Para pembeli harus menukarkannya dengan koin berbahan kayu di lapak khusus penukaran uang, sebagai ganti alat transaksi. Setelah mengantongi koin bernilai tertentu, pengunjung bisa bebas membeli beragam kuliner yang dijajakan di Pasar Mbatok.
"Mata uang disini namanya ketib. Satu ketib bernilai Rp 2 ribu. Saat pengunjung masuk disarankan untuk menukar uang dahulu, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah proses pembayaran,” katanya kepada wartawan di sela aktivitasnya di Pasar Mbatok, Minggu sore (23/2).
Terdapat 27 lapak di Pasar Mbatok. Semua penjualnya terdiri dari ibu rumah tangga yang tinggal di sekitarnya. Selama setahun berjualan sejak 2019, mereka buka tiap dua pekan sekali pada Sabtu-Minggu. Ide seperti didapatnya dari Pasar Papringan Temanggung yang berkonsep sama.
“Awalnya ibu rumah tangga yang enggak ada kegiatan. mereka kadang kebingungan mencari uang pinjaman untuk pembayaran SPP anak mereka. Sejak adanya pasar ini mereka terus terbantu. Harapannya, pasar ini terus berkembang untuk memberi masukan kepada para pedagang," ucapnya.
Keberadaan pasar di antara rimbunan pohon jati, kian menambah kesan asri dan alami. Pengunjung semakin betah berkeliling pasar, membeli jajanan kemudian menyantapnya di atas bangku bambu sembari melihat aktivitas pasar di tengah permukiman pedesaan tersebut.
Sekretaris Dinas Pedagangan, Tenaga Kerja, Koperasi (Disdagnakerkop) dan UMKM, Martadi berharap Pasar Mbatok terus berkembang. selain membantu perekonomian warga sekitar, juga dapat menjadi destinasi wisata di daerah tersebut.
“Destinasi Pasar Mbatok biar berkembang seperti ini. Semua pelaku usaha dari pedagang. Pengelolanya berasal dari warga sekitar. Tentu hasilnya biar dinikmati warga sini," katanya.