
Wawancara
Sri Mulyani Indrawati
Menteri Keuangan
Selasa siang, 11 Februari lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil sejumlah menteri ekonomi ke Istana Presiden di Bogor. Jokowi memimpin rapat terbatas tentang merespon dampak ekonomi global. Salah satunya, memitigasi imbas wabah coronavirus di Republik Rakyat Tiongkok (RRT) terhadap perekonomian nasional.
Usai rapat tersebut, kepada wartawan, termasuk M. Egi Fadliansyah dari GATRA, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan apa saja upaya antisipasi yang dilakukan pemerintah. Berikut petikan lengkapnya:
Bagaimana dampak wabah corona terhadap perekonomian kita?
Dalam rangka antisipasi karena masih berkembangnya isu mengenai coronavirus yang bisa memengaruhi pertumbuhan ekonomi dunia, ekonomi Cina, dan juga kawasan Asia, termasuk Indonesia. Tadi telah disampaikan bahwa perbedaan situasi saat terjadinya SARS dan kondisi coronavirus dalam ekonomi Cina sendiri, yang sekarang ukuran ekonomi Cina jauh lebih besar. Sehingga apabila ekonomi Cina terpengaruh cukup signifikan dari coronavirus, maka akan memberikan pengaruh tidak hanya untuk Cina sendiri, tetapi juga kepada region dan global juga sangat besar.
Kita juga membuat beberapa langkah yang diminta oleh Pak Presiden dan dilaksanakan oleh seluruh kementerian/lembaga (K/L) dalam rangka untuk melindungi ekonomi Indonesia, dan terus mendorong pertumbuhan ekonomi agar terus menjaga momentumnya. Walaupun kita memahami beberapa sektor yang sudah terpengaruh antara lain dari sisi pariwisata, dalam hal ini kita melihat ada penurunan dan industri dan harga komoditas.
Bagaimana kementerian/lembaga mengimplementasikan instruksi tersebut?
Karena itu, seluruh K/L diminta untuk betul-betul melakukan percepatan dari belanja K/L termasuk menggunakan belanja untuk mendukung pariwisata. Itu tadi dilakukan.
Presiden meminta ke seluruh K/L untuk mempercepat belanja, terutama yang bisa dieksekusi secara cepat dan memengaruhi masyarakat, termasuk Dana Desa. Sampai tanggal 10 Februari ini, sudah lebih dari Rp586 miliar Dana Desa dicairkan untuk kurang-lebih 1.490 desa. Ini lebih tinggi dibandingkan tahun lalu di periode yang sama, yang hanya Rp317 miliar.
Secara total, berapa anggaran belanja pemerintah yang sudah terserap?
Posisi anggaran yang sudah disalurkan untuk PKH Rp7 triliun dari pagu Rp29 triliun. Kemudian, untuk beberapa belanja dari K/L sekarang ini, per 31 Januari adalah Rp30,9 triliun sudah dicairkan. Untuk belanja barang Rp3,3 trilyun dan modal Rp1,9 trilyun. Belanja bansos Rp13,2 trilyun. Dan [belanja] pegawai Rp12,5 triliun. Ini semua belanja yang bisa dipercepat dalam rangka mendorong ekonomi.
Sektor pariwisata juga termasuk yang terpukul, bagaimana pemerintah mengatasi tekanan ini?
Bapak Presiden juga menyampaikan beberapa hal yang mungkin dapat kita kaji. Apakah bisa membuat kegiatan di pusat tourism yang mengalami penurunan cukup besar karena coronavirus ini. Jadi, ini lebih ke alokasi belanja yang bisa dibelanjakan ke sana.
Apakah memungkinkan memberikan insentif khusus bagi pelaku industri pariwisata?
Mengenai insentif beberapa hal, seperti subsidi ke penerbangan, terutama domestic tourist, dalam rangka meningkatkan belanja dari masyarakat untuk menopang sektor pariwisata.
Sudah ada hitungan soal potensi kerugian yang dialami industri nasional?
Kan, kita masih melihat bagaimana dinamika pengaruh global ini. Karena RRT sangat besar, signifikan dan pasar lain juga terpengaruh oleh RRT. Dalam hal ini, kita masih melihat dinamika tersebut. Tetapi kesiapan dari sektor industri. Pertanian untuk bisa mensubtitusi, saya rasa terus didorong dan ditingkatkan. Kita mendorong, kita akan akan meminta berbagai policy-policy yang bisa mendukung dari sektor-sektor tersebut.