
Kudus, gatra.net - Biola selama ini identik dengan benda mewah dan hanya dimiliki oleh orang-orang yang khusus menggemari Biola. Namun siapa sangka, seorang mantan tukang kayu asal Desa Japan, Kecamatan Dawe, Kudus, mampu menciptakan alat musik jenis gesek itu.
Uniknya, selain menggunakan bahan baku dari kayu, pria yang karib disapa Ngatmin mampu mengolah bambu menjadi biola yang tak kalah diadu suaranya dengan biola konvensional. Bahkan buah tangannya banyak diminati di mancanegara.
Bermula pada tahun 2009, Ngatmin yang saat itu hanya seorang tukang kayu mulai lelah dengan pekerjaan yang mengutamakan kekuatan fisik. Bapak dua orang anak itu pun memberanikan diri untuk beralih profesi menjadi perajin biola.
"Biola bagi sebagian orang kan agak tabu, tetapi bagi saya yang berawal dari tukang kayu saya beralih profesi membuat biola," ujarnya, Senin (10/2).
Siapa sangka dari sebuah tekad untuk berani keluar dari zona nyaman, bisa merubah roda takdir dan mengangkat derajat perekonomiannya. Sebelum membuat biola dari bambu, awalnya ia membuat biola dari bahan kayu yang memang akrab di tangannya.
"Kemudian berinovasi membuat biola dari bahan baku bambu. Karena saya terinspirasi dari alat musik seperti suling, angklung yang notabene terbuat dari bambu," jelas Ngatmin.
Berkat ketelatennya, ternyata suara yang dihasilkan biola dari bambu jauh lebih enak. Selain itu, harga yang dapat dikantongi jauh lebih mahal. Jika biola dari kayu biasa dihargai Rp1 juta-1,5 juta, tetapi yang dari bambu ia bisa memperoleh Rp3 juta.
"Ternyata yang dari bambu bagus untuk resonansi suara, harganya juga dua kali lipat. Saya juga buat biola electric," bebernya.
Dari bengkel sederhana yang terletak di Desa Japan, Kecamatan Dawe, Kudus maestro biola itu mengaku, mampu membuat satu biola dari bahan kayu dalam kurun waktu dua hari lamanya. "Kalau yang dari bambu lebih lama, karena prosesnya sedikit lebih rumit dan panjang," imbuhnya.
Hampir semua penjuru nusantara pernah memesan produknya, sementara dari luar negeri kebanyakan permintaan mengalir dari negeri jiran Malaysia dan Hongkong. "Kemarin Alhamdulillah kirim ke Hongkong, dari Malaysia. Paling banyak pesanan dari Semarang," ucapnya.