
Banyumas, gatra.net – Desa dinilai memiliki potensi besar menjadi raksasa bisnis pangan nasional. Seperti diketahui, sebagian besar sentra pertanian berada di pedesaan.
Direktur Mitra Desa Banyumas (MDB) Bambang Purnomo mengatakan, sumber pangan masyarakat Indonesia disuplai dari pedesaan. Namun hal itu jarang disadari oleh masyarakat di pedesaan.
Ironisnya, kantong kemiskinan terbanyak justru berada di pedesaan. Padahal, masyarakat desa adalah penguasa pangan nasional. “Kelemahannya, baik masyarakat desa maupun pemerintah desa lemah dalam bisnis plan. Mereka menguasai hulu, tapi tidak mampu mengelola hingga hilir,” katanya.
Di Banyumas, sebanyak 23 desa membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bersama, dengan nama Brayan Bumi Banyumas. Kemudian, BUMDes bersama ini melakukan joint ventura dengan Mitra BUMDes Nasional, membentuk PT Mitra Desa Banyumas (MDB). MBN sendiri perusahaan yang didirikan oleh sejumlah BUMN.
“Jadi Mitra Desa Banyumas itu adalah semacam joint ventura antara Brayan Bumi Banyumas dengan MBN,” ujarnya.
Pada masa awal ini, Mitra Desa Banyumas bergerak dalam perdagangan pangan, terutama beras. Potensi Banyumas dan Cilacap sebagai lumbung pangan nasional menjadi latar belakang pilihan bisnis tersebut. “Sementara ini kita sifatnya masih trading. Beras kita beli, kemudian kita kemas, dan kemudian dijual lagi,” ucapnya.
Ke depan, rencananya MDB akan membangun Rice Mill Unit (RMU) dengan kapasitas besar. RMU ini akan membeli gabah, digiling, dan berasnya didistribusikan ke swalayan dan ritel lainnya.
“Kita membangun mitra untuk penjualan beras. Ini bukan sekadar bisnis. Tapi bagaimana agar kedaulatan pangan itu benar-benar dikuasai oleh kita, terutama yang ada di pedesaan,” ucapnya.
Bambang mengungkapkan, RMU terdekat yang sudah beroperasi berada di Ciamis dan Kebumen. Banyumas akan menjadi poros RMU, terutama di Jawa bagian selatan.