Home Milenial Bermodal Rp10 Juta, Tiga Milenial Sukses Bisnis Ikan Segar

Bermodal Rp10 Juta, Tiga Milenial Sukses Bisnis Ikan Segar

Semarang, gatra.net - Naluri bisnis tiga orang milenial ini cukup jeli membaca peluang pasar yang menjajikan di sektor perikanan.

Tanpa ragu-ragu, mereka terjun ke bisnis perikanan dengan menyediakan beragam ikan segar, baik ikan laut atau ikan air tawar kepada masyarakat.

Tiga milenial itu masing-masing Abdul Khamid, Fazlur Rahman Aziz, dan Bahtera Sebhastyan. Mereka semua lulusan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.

“Kami pada April 2019 mendirikan start up Indofishery yang menyediakan beragam ikan segar ikan air tawar dan ikan laut,” kata CEO Indofishery Abdul Khamid kepada gatra.net di Semarang, Jumat (24/1).

Menurutnya, modal awal pendirian Indofishery senilai Rp10 juta yang berasal dari patungan tiga orang pendirinya.

Modal tersebut digunakan membeli satu unit freezer untuk menyimpan ikan agar tetap segar, serta enam jenis ikan air tawar semisal ikan nila dan air laut seperti udang, cumi-cumi seberat 30 kilogram.

Pemasaran produk tersebut dilakukan secara online melalui indofishery.id, serta media sosial seperti, Whatsapp, Instragram, dan Facebook.

“Saat ini penjualan kami telah mencapai delapan ton ikan segar per bulan. Pelanggan paling banyak restoran,” kata pemuda asal Rembang, Jawa Tengah ini.

Untuk melayani konsumen, telah memiliki 27 agen tersebar di sejumlah daerah di Jateng serta di Cirebon dan Kuningan Jawa Barat.

Konsumen dapat membeli beragam ikan segar seperti bandeng, bawal, belanak, cumi-cumi, gurame, patin, dan lainnya dengan harga terjangkau.

Selama ini, menurut Khamid, pihaknya belum pernah mengajukan pinjaman permodalan ke perbankan guna mengembangkan usahanya.

“Pernah sekali mendapat bantuan dana hibah dari bank yang difasilitasi Klinik Kewirausahaan dan Inkubator Bisnis (KKIB) Undip Semarang pada Desember 2019 senilai Rp30 juta,” ucapnya.

Guna mengembangkan usaha, lanjutnya, berencana mencari modal melalui venture capital karena akses permodalan tidak terbatas dibandingkan bank.

“Kami tidak ingin pinjam modal di bank, tapi ingin mencari investor yang memiliki kesamaan visi,” ujar Khamid.

39151