Home Politik Natuna dan Gagalnya Diplomasi Kita

Natuna dan Gagalnya Diplomasi Kita

Jakarta, gatra.net - Pengamat Hubungan Internasional, Dinna Wisnu melihat kinerja diplomasi pemerintah Indonesia saat ini sangat lemah dan cenderung dapat dibilang gagal. Dirinya melihat, Indonesia cenderung gagal mengatasi kejadian besar yang berkaitan dengan diplomasi atau pengaruh negara lain. Dia memberikan contoh terkait ketegangan yamg terjadi belakangan ini terkait persoalan laut natuna antara Tiongkok antara Indonesia. Pemerintah dinilai tidak siap dalam mengatasi permasalahan tersebut.

"Kinerja diplomasi Indonesia saat ini masih sangat lemah dan bisa disebut gagal. Karena di satu sisi kita melihat, Kejadian atau peristiwa besar itu selalu keburu ada lalu kita baru bereaksi. Kalau pemeeintah pusat harus sampai jadi "Pemadam Kebarakan" soal hubungan luar negeri, itu artinya diplomasi tidak berjalan," ujar Dinna saat hadir dalam Konferensi Pers Hasil Survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) di Kawasan Menteng, Jakarta, Minggu (12/1).

Dinna melihat beberapa kegiatan hubungan internasional yang selama ini beritanya tersebar di beberapa media massa masih bersifat Public Relations (PR) semata. Sehingga, kedepan pemerintah harus mendorong penguatan di sektor diplomasi bukan hanya aktivitas PR semata.

"Selama ini kegiatan lebih banyak bersifat PR dibandingkan diplomasi. Karena kalau kita bicara diplomasi, harus banyak yang Silent tapi powerfull dari segi informal, dari tokoh kita ke negara lain. Jangan yang ditulis yang dikerjakan, itu bahaya sekali kalau dalam diplomasi," jelas Dinna.

Menurut Dinna, Diplomasi yang masih sangat lemah dan bersifat PR dari Indonesia akan sangat merugikan kedepan dalam menjalani kegiatan hubungan internasional dengan negara lain seperti Cina. Sehingga, dibutuhkan sebuah strategi tambahan dan sebuah sikap bijak dalam diplomasi dan bertindak.

"Cina saya lihat itu sudah tahu diplomasi kita hanya sebuah PR. Indonesia trennya PR dalam diplomasinya, jadi didepan dibilang baik-baik saja karena adanya hubungan diplomatik selama 70 tahun, nah dibelakang kirim Posguard. Jadi, kita butuh strategi tambahan dan sebuah sikap bijak dalam diplomasi kedepan," pungkasnya.

1491