Home Internasional Ada 35 Orang Tewas dalam Prosesi Pemakaman Qasem Soleimani

Ada 35 Orang Tewas dalam Prosesi Pemakaman Qasem Soleimani

Kerman, gatra.net - Sekitar 35 orang tewas dan 48 lainnya luka-luka dalam kerumunan yang menghadiri pemakaman komandan tertinggi Iran, Qasem Soleimani. Prosesi pemakaman hari ini dihadiri jutaan orang yang ingin menyampaikan bela sungkawa atas tewasnya Soleimani dalam serangan pesawat tanpa awak Amerika Serikat di Irak, Jumat (3/1) lalu.

Dilansir BBC, tidak jelas apa yang menyebabkan jatuhnya korban dari antara kerumunan di Kerman, Iran Tenggara. Tapi, yang jelas jutaan orang berada di lokasi yang direncanakan menjadi tempat pemakaman Soleimani.

Baca Juga: Jenderal Iran Dibunuh, Sentimen Anti-AS kian Meluas

Kerumunan ini menyerukan kata-kata seperti kematian bagi Amerika dan kematian bagi Trump. "Dia [Soleimani] dipandang sebagai pria hebat yang siap melayani rakyatnya. Kematiannya pasti harus dibalaskan," ujar seorang mahasiswa berusia 18 tahun yang ada di sana.

Prosesi pemakaman yang dilakukan di kampung halaman Soleimani di Kerman, membuat masyarakat berdesakan hingga menimbulkan korban. Atas kejadian ini, pemerintah mengambil keputusan untuk menunda prosesi pemakaman Soleimani yang dijadwalkan hari ini, Selasa (7/1).

Pemakaman Soleimani membuat para pejabat tinggi Iran memperbarui ancaman balas dendam mereka. "Martir Qassem Soleimani lebih kuat. Sekarang dia sudah meninggal," kata Jenderal Utama Pengawal Revolusi, Mayor Jenderal Hossein Salami, kepada massa di Kerman.

Baca Juga: Pasca Pembunuhan Soleimani, Jerman Kurangi Pasukan di Irak

Pada Senin, Ayatollah Khamenei memimpin doa dalam prosesi duka cita Soleimani di Teheran. Bahkan, Khamenei sempat menangisi peti matinya.

Tewasnya Soleimani dalam serangan yang dilakukan AS telah menimbulkan kekhawatiran akan konflik antara AS dan Iran. Pasalnya, Soleimani dianggap sebagai orang paling kuat kedua di Iran setelah Pemimpin Tertinggi Khamenei. Bahkan, AS melihatnya sebagai teroris dan ancaman bagi pasukan Amerika.

Presiden AS, Donald Trump mengambil sikap keras terhadap Iran setelah pemilihannya dan Teheran menanggapi dengan cara mereka sendiri. Ketegangan semakin meningkat bulan lalu setelah AS menyerang seorang milisi yang didukung Iran di Irak.

334