Home Ekonomi Penurunan Harga Gas Industri Bisa Tingkatkan Daya Saing

Penurunan Harga Gas Industri Bisa Tingkatkan Daya Saing

Jakarta, gatra.net - Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, penurunan harga gas industri akan berdampak pada kenaikan penerimaan negara.

"Semakin kecil harga gas, semakin besar benefit yang diterima oleh negara. Hal ini bisa dilihat dari simulasi dampak fiskal penurunan harga gas bumi yang telah kami buat bersama LPEM UI," katanya di Jakarta, Senin (6/1).

Berdasarkan simulasi, jika harga gas bumi US$4 per juta British thermal units (MMBTU), maka akan menurunkan bagian pemerintah sebesar Rp53,86 triliun. Penurunan bagian pemerintah ini bisa meningkatkan penerimaan negara sebesar Rp85,84 triliun.

Baca Juga: Upayakan Penurunan Harga Gas Bagi Industri, Menperin Ajukan 3 Opsi Pada Presiden

Jika harga gas US$5 per MMBTU, penurunan bagian pemerintah akan menjadi Rp44,88 triliun. Sehingga, penerimaan negara bisa mencapai Rp71,53 triliun.

Sedangkan, untuk harga gas US$6 per MMBTU, maka menurunkan penerimaan pemerintah Rp35,91 triliun. Peningkatan penerimaan negara bisa sebesar Rp57,23 triliun.

Dengan demikian, simulasi menunjukkan bagian dari pemerintah akan turun apabila harga gas bagi industri diturunkan dari harga saat ini sebesar rata-rata US$9,5 per MMBTU. Pemerintah akan mendapatkan benefit melalui penambahan PPN, PPh badan, PPh orang, dan bea masuk, yang jauh lebih besar.

Baca Juga: Kemenperin Fokuskan Penyelesaian 7 Permasalahan Industri di Tahun 2020

Selain itu, penurunan harga gas juga akan mempengaruhi daya saing industri dalam negeri. Hal ini dihitung sebagai selisih antara harga produk impor terhadap harga produk pada kisaran harga gas tertentu.

"Misalnya pada industri kaca. Dengan harga gas U$7 per MMBTU, maka produk kaca nasional dijual seharga US$241 per ton atau lebih tinggi dibandingkan produk kaca impor yakni sebesar US$235 per ton," papar Menperin.

Sedangkan, dengan harga gas US$5 per MMBTU, maka industri kaca nasional mampu menjual produk dengan harga US$227per ton. Lebih rendah dari harga kaca impor sebesar US$235 per ton.

"Dari sini terlihat bahwa daya saing positif menandakan harga produk lokal lebih murah daripada harga produk impor apabila harga gasnya diturunkan," pungkasnya.

60