
Cilacap, gatra.net – Ekspor gula semut oleh Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah terganjal mahalnya sertifikat keamanan produk dari negara tujuan.
Ketua Asosiasi UKM Jawa Tengah, Ratiman mengatakn, biaya sertifikasi itu di luar kemampuan pelaku UMKM. Pasalnya, hanya untuk sertifikat satu negara tujuan saja, gula semut perlu biaya sertifikat bernilai puluhan juta rupiah.
“Kalau yang UMKM itu mau ekspor, suruh membuat setifikasi dari negara yang diekspor. Lho, ini produk Indonesia kok masa semuanya suruh bikin sertifikat sana,” katanya, lewat sambungan telpon, Senin (23/12).
Dia mencotohkan biaya sertifikat untuk ke negara tujuan Amerika Serikat berkisar Rp80 juta. Adapun ke China, biaya sertifikat mencapai Rp70 juta. Akibatnya, ekspor gula semut hanya bisa dilakukan oleh korporasi dengan modal besar.
“Hanya untuk satu sertifikat untuk Amerika saja itu Rp80 juta, ke China Rp70juta, hanya berlaku satu tahun,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, terkini pelaku UMKM gula kelapa di Cilacap masih menginduk ke PT yang sudah memiliki sertifikat tersebut. Akibatnya, harga gula semut di tingkat petani pun rendah. Karenanya, pelaku UMKM di Cilacap menolak skema ekspor ini.

“Itu diekspor oleh PT, yang berada di Purwokerto, yang namanya PT Satria itu. Ya saya tolak,” tandasnya.
Ratiman mengungkapkan, agar bisa mengekspor gula semut UMKM perlu membuat institusi bisnis merupakan gabungan pelaku UKM gula semut. Bentuknya bisa PT maupun koperasi.
“Isinya adalah para perajin atau pelaku UMKM,” ucapnya.
Menurut dia, pemerintah juga mesti memfasilitasi UKM gula semut agar punya daya saing. Misalnya, dengan fasilitasi sertifikasi organik atau keamanan pangan. Dorongan pemerintah itu penting agar UKM gula semut bisa berkembang.
“Tanpa dorongan dari pemerintah ya UMKM hanya jadi objek saja,” jelas Ratiman.