

Padang, gatra.net - Tim Badan Nasional Penanggulangan Bencana (PNBP) memutarkan video berdurasikan sekitar tiga hingga empat menit dalam "Rapat Koordinasi Membangun Kesadaran Masyarakat Secara Kolektif dalam Pengurangan Resiko Banjir, Banjir Bandang, dan Longsor di Sumbar" di Padang, hari ini.
Dalam video tersebut terlihat jelas telah rusaknya daerah aliran sungai (DAS) dan hutan lindung akibat aktivitas tambang emas ilegal di sejumlah kabupaten di Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) yang didapati tim BNPB dalam investigasinya beberapa pekan lalu.
Ada ditemukan puluhan alat berat (ekskavator) di dalam hutan yang sulit dijangkau untuk menggali dan melakukan aktivitas penambangan emas ilegal. "Kalau sulit dijangkau, bagaimana cara mereka membawa alat berat masuk ke dalam hutan untuk menggeruk pinggiran sungai," kritik Kepala BNPB, Doni Monardo di Padang, Senin (23/12).
Baca Juga: Riau Siaga Darurat Banjir
Dengan sedikit kesal Doni mengatakan orang Minang karakternya sebagai pedagang dan merantau bukanlah sebagai penambang. Bagaimana bisa pemerintah, masyarakat, dan aparat hukum malah membiarkan orang luar membawa alat berat untuk mengeruk hasil bumi secara ilegal dan mendatangkan bencana.
Banjir, banjir bandang, dan longsor yang terjadi secara terus menerus di sejumlah daerah, khususnya di Kabupaten Solok Selatan merupakan 'tsunami kecil' akibat rusaknya lingkungan dan perubahan vegetasi.
"Kembalikan marwah berdagang orang Minang. Memasuki era perang dagang ini harusnya orang Minang bisa menjadi acuan dalam bidang enterpreneur karena sudah terbukti memiliki jiwa berdagang dari dulu," kata Doni.
Baca Juga: KLHK Tagih Janji Komitmen Internasional Soal Hibah
Dia katakan, agar tak mengorbankan anak cucu untuk mendapatkan uang dengan cara merusak lingkungan. Dia lantas mendorong para Wali Nagari (kepala desa) untuk menyisihkan dana membeli bibit tanaman produktif agar masyarakat bisa sejahtera tanpa menambang.
"Terima kasih kepada aktivis lingkungan yang telah berani mengungkap aktivitas tambang emas ilegal di Sumbar," ungkapnya.
Berbicara soal banjir, banjir bandang, dan longsor tidak bisa hanya karena curah hujan tinggi semata, tetapi ada faktor lain sebagai penyebabnya. "Apalagi yang bisa dibanggakan Sumbar selain alamnya. Sumbar tidak memiliki sawit yang cukup luas, batu bara sudah habis. Alamlah yang bisa mengundang orang luar untuk datang ke Sumbar," pungkasnya.