Home Ekonomi Ternak Cacing, Menjijikkan Tapi Omzetnya Menggiurkan

Ternak Cacing, Menjijikkan Tapi Omzetnya Menggiurkan

Bantul, gatra.net - Tanpa merasa jijik, dengan cepat Kecuk Sundoro dibantu satu pekerjanya cekatan memilah cacing sebesar sedotan plastik dari rak-rak pemijahan. Kecuk harus menyiapkan 10 kilogram cacing untuk dua pelanggannya, Jumat (20/12).

Memilah dan memisahkan cacing besar dari cacing kecil itu menjadi rutinitas harian Kecuk sebagai petenak cacing. Selain itu, ia juga harus menebar pakan untuk cacing berupa ampas tahu.

"Saya baru delapan bulan menjalani bisnis ini. Dua tahun lalu sempat beternak tapi gagal karena masih belajar," kata Kecuk di lokasi ternak cacingnya di RT 66, Dusun Pulutan, Desa Pendowoharjo, Kecamatan Sewon, Bantul.

Kecuk beternak cacing di area 150 meter persegi. Ia memilih bisnis ini karena belum banyak yang menggelutinya, khususnya di Bantul. Padahal segmen pasarnya sangat besar.

Menurutnya, pangsa pasar terbesar cacing datang dari kalangan pemancing dan peternak burung murai. Mereka menjadikan cacing sebagai umpan dan pakan burung.

Modal Kecuk sekitar Rp60 juta, yakni untuk membuat tiga rak besar dan tiga rak kecil untuk tempat benih dan peminjahan. Omzetnya minimal Rp350 ribu per hari.

"Saat ini harga per kilogram cacing untuk umpan cacing di kisaran Rp33 ribu -Rp35 ribu, sedangkan untuk pakan burung Rp50 ribu," katanya.

Bagi Kecuk, betenak cacing sebenarnya mudah. Dari bibit cacing sebanyak 15 kilogram, dengan harga Rp35 ribu per kilo, ia membesarkan cacing-cacing itu menggunakan serbuk kayu dan ampas tahu sebagai pakan.

Hanya butuh waktu tiga bulan, Kecuk sudah panen perdana. Dari panen perdana ini, Kecuk tidak lagi harus membeli bibit karena cacing mudah berkembang biak.

Dalam bisnis ini, menurut Kecuk, langkah paling penting adalah rutin mengganti media pembesaran cacing. Sebab jika tidak diganti minimal dua pekan sekali, media akan membusuk dan mematikan cacing.

"Untuk umpan mancing, biasanya cacing harus dimerahkan dulu karena dari media cenderung agak kegelapan. Caranya, dimasukkan ke serbuk kayu yang belum terpakai dua-tiga hari," katanya.

Manisnya cuan atau untung dari bisnis cacing ini juga dirasakan Ahmad, salah satu pelanggan Kecuk. Setiap hari, dia mengambil 5-8 kilogram cacing.

"Di rumah nanti saya kemas dalam bungkus plastik seukuran botol Yakult. Satu bungkus saya pasarkan Rp2.500 dan diedarkan ke seluruh Bantul," katanya.

Dari satu kilogram cacing, dia bisa menghasilkan sekitar 20 bungkus cacing umpan. Hitung saja berapa pendapatan dari mengurusi binatang yang dianggap menjijikkan ini.

1504