
Sleman, gatra.net - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menyebut polemik soal rencana mencabut larangan ekspor benih lobster tak akan menyurutkan kementeriannya membuat kajian kebijakan itu. Ia sesumbar siap ditenggelamkan bahkan ditembak untuk mempertahankan kebijakan itu.
"Enggak ada masalah. Saya ditenggelamkan enggak ada masalah. Jangan kan hanya ditenggelamkan, ditembak kepala saya, kalau saya yakin ini untuk kepentingan masyarakat, saya akan melakukannya. Enggak usah khawatir," kata Edhy di sela 'Rapat Kerja Teknis Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan di Hotel Grand Keisha, Sleman, Kamis (19/12).
Sebelumnya penolakan rencana Edhy itu, bergema di media sosial Twitter termasuk lewat tagar #TenggelamkanEdhyPrabowo. Menurut Edhy, mereka yang menolak ekspor benih lobster tidak tahu masalah sebenarnya.
"Orang yang nolak ini kan enggak tahu masalahnya. Kalau mereka keberatan, datang ke kita, beri masukan. Jangan ngomong di publik," katanya.
Edhy mengatakan polemik ini timbul tak lepas dari masalah budidaya bayi lobster. "Kalau (bayi lobster) ini sudah bisa dikembangkan di sini (Indonesia), ya kenapa harus di luar. Kita yang ekspor hasil pembesarannya," katanya.
Edhy mengatakan, tujuan kebijakan itu supaya masyarakat yang selama ini menggantungkan hidup dari lobster bisa bertahan.
"Masalahnya bukan hanya lobster. Itu kan Permen (Peraturan Menteri) Nomor 56, bukan hanya lobster, tapi juga kepiting. Kepiting yang dibatasi. Padahal di negeri kita ini, kepiting yang tumbuhnya dengan kepiting soka besarnya tidak sampai 150 gram ini dimakan dan diekspor ke seluruh dunia," katanya.
Edhy berjanji akan meningkatkan budidaya lobster. Menurut dia, kementerian telah mendapat informasi soal lokasi potensial untuk budidaya lobster, yakni di Lombok Timur, Sulawesi Tenggara, dan Lampung. "Orang dari Jawa Timur melakukan pembenihan (lobster) di Lampung. Ya kita harus cari informasi," ucapnya.