
Karanganyar, gatra.net - Pemkab Karanganyar menganggarkan premi asuransi bagi 53.903 peserta BPJS Kesehatan kategori penerima bantuan iuran (PBI) Rp27 miliar pada tahun 2020. Anggaran itu naik drastis dibanding tahun 2019 sebesar Rp16,5 miliar.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar, Cucuk Heru Kusumo mengatakan jumlah anggaran sebesar itu sudah sesuai perhitungan tim dari pemerintah provinsi Jawa Tengah. Ia memastikan perhitungannya mencakup kebutuhan pasien rawat jalan dan rawat inap serta pengobatannya. Para penerima bantuan iuran merupakan warga miskin yang telah diverivikasi Dinas Sosial.
"Itu (anggaran Rp27 miliar) naik hampir dua kali lipat dari tahun 2019. Menyesuaikan kenaikan premi sesuai aturan terbaru BPJS. Semoga sudah enggak ada lagi yang tercecer karena warga miskin by name dan by addres sudah terdata," katanya kepada gatra.net di Karanganyar, Kamis (12/12).
Jelang tutup tahun 2019, penyerapan anggaran untuk premi BPJS Kesehatan yang ditanggung Pemkab Karanganyar nyaris habis. Awalnya, Pemkab hanya menganggarkan Rp 14,5 miliar di APBD I. Lalu ditambah menjadi Rp 16,5 miliar di APBD II.
Mengenai ketersediaan dana di tahun 2020 itu, ia memprediksinya cukup selama setahun penuh. Jika di tengah jalan anggaran sudah habis, maka itu kewenangan Dinas Sosial terkait pencatatan warga miskin baru.
"Sepertinya warga miskin sudah disisir semua oleh Dinsos. Bahkan, kemungkinan besar mengalami penurunan karena statusnya mentas dari kemiskinan," katanya.
Sementara itu Bupati Karanganyar, Juliyatmono merancang konsep puskesmas rawat inap di semua kecamatan. Sejauh ini, puskesmas rawat inap ada di Colomadu, Jatipuro, Karanganyar Kota, Kebakkramat dan Jaten.
"Adanya puskesmas rawat inap untuk mengurangi panjangnya antrean di rumah sakit daerah. Kami justru mengutamakan layanan pasien BPJS," jelasnya.
Ia menjanjikan layanan standar tersedia di puskesmas rawat inap. Bahkan ditambah fasilitas untuk ruang bermain anak dan menyusui. Ke depan, RSUD Kartini bakal didesain go green dan edukatif. Sedangkan puskesmas di wilayah wisata seperti Ngargoyoso, didesain estetis.
"Layanan di RSUD akan diarahkan untuk rujukan saja bagi pasien yang membutuhkan penanganan lanjutan. Dan lagi, desain puskesmas di area wisata dipercantik. Itu mencerminkan ciri khasnya," katanya.