
Karanganyar, gatra.net - Optimalisasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dinilai cara efektif meningkatkan sumber daya manusia dan perekonomian masyarakat. Integrasi perdesaan bakal makin menguatkan optimalisasinya.
Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Wamendes PDTT) Budi Arie Setiadi mengatakan hal itu dalam kunjungan kerjanya di Kabupaten Karanganyar, Rabu (11/12). Ia menyebut sumber utama masalah kemiskinan, kebanyakan di desa.
Terdapat 13.320 desa di Indonesia berkategori tertinggal. Kemendes menarget pengentasan 10.000 desa tertinggal melalui program-programnya, termasuk integrasi perdesaan dalam BUMDes.
"Dana Desa dalam lima tahun terakhir Rp 275 triliun. Itu untuk memberdayakan desa-desa. Dalam lima tahun ke depan, ditargetkan Rp 400 triliun Dana Desa. Mengentaskan desa tertinggal menjadi desa maju butuh energi luar biasa," jelasnya.
Upaya pemerintah mengentaskan kemiskinan dan desa tertinggal itu seharusnya berhasil. Jika masih juga gagal, pemegang kebijakan pantas dicurigai mulai dari kepala desa, bupati hingga pejabat di kementrian. Sementara itu terkait integrasi perdesaan, ia menekankan pentingnya kerjasama antarpihak.
"Kesejahteraan bersama ditingkatkan dengan gotong royong," katanya.
Dalam kunjungannya di Desa Ngemplak, Karangpandan, ia meninjau rice miling, gudang pengeringan dan pengemasan. Fasilitas itu bantuan pemerintah pusat yang dimanfaatkan BUMDes asal 15 desa di lima kecamatan. BUMDes tersebut mengelola pertanian organik.