Home Ekonomi Survei ADA: Ekonomi Indonesia Tetap Tumbuh di 2020

Survei ADA: Ekonomi Indonesia Tetap Tumbuh di 2020

Jakarta, gatra.net - Perusahaan pemasaran digital Analytics, Data, dan Advertising (ADA) merilis hasil survei sederhana bertajuk "2020 Outlook for Southeast Asian Marketers". Di tahun 2020, Indonesia diperkirakan mengalami pertumbuhan ekonomi meski lajunya lambat dan persentase pertumbuhannya kecil.

"Kita di ADA melakukan beberapa analisis simpel dan tentunya prefer ke frekuensi global. Menurut Bank Dunia, sebenarnya dari 2007 sampai 2022 kisaran pertumbuhan Indonesia ada di 4 -6%. Kalau kita lihat data BPS itu, kita tahun depan akan tumbuh sekitar 5,1 ada yang bilang 4,6 jadi ini sejalan dengan prediksi World Bank (Bank Dunia)," kata Country Director adaReach, Yogi Triharso di GoWork, Plaza Indonesia, Jakarta, Kamis (5/12).

Baca juga: ICAEW: Ekonomi Indonesia Diperkirakan Melambat

Menurutnya, hal tersebut mengisyaratkan bahwa perekonomian Indonesia di tahun 2020 yang ramai dengan perbincangan resesi ekonomi, akan tumbuh meski dalam laju yang lambat.

"Meskipun katanya resesi, namun kita tetap tumbuh meskipun hanya 5%. Enggak seperti negara lain yang stagnan," ujarnya.

Di sisi lain, dalam survei sederhana yang melibatkan 280 profil konsumen dan 200 pelaku industri pemasaran di beberapa negara Asia Tenggara ini, mayoritas responden survei ADA tersebut juga meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara cenderung sedang hingga melambat.

Sebesar 46,1% responden menganggap pertumbuhan konsumen melambat sedangkan 30,1 % lainnya beranggapan pertumbuhan konsumen cenderung stagnan.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tidak Cukup Selama 25 Tahun

"Tumbuhnya ini sebagian besar ada lebih dari 80% slow to moderate (sedang hingga melambat) tapi kita masih tumbuh. Jadi masih ada opportunity (kesempatan) di situ bahkan di level industri pun kita masih optimis," ucapnya.

Ada beberapa indikator ekonomi makro yang turut memengaruhi kondisi ekonomi Asia Tenggara, di antaranya: pertumbuhan Produk Domestik Bruto ( PDB) dan pengeluaran konsumen, tingkat kepercayaan TOP eksekutif dan kurva bond Yield, British Exit (Brexit), perang dagang Amerika Serikat - Cina, dan kondisi politik di beberapa negara.

Reporter: ARH

276