
Mataram, gatra.net- Kapolda NTB, Irjen Pol Drs Nana Sudjana, MM memastikan, enam warga NTB yang ditangkap Densus 88 Antiteror Mabes Polri pada Sabtu (30/11) lalu terafiliasi jaringan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Kenam terduga teroris tersebut merupakan warga Bima, NTB.
“Jadi hasil pemantauan lapangan menunjukkan, selama ini mereka (terduga teroris, red) memang orang-orang yang diduga terafiliasi dengan kelompok JAD, Jamaah Ansharut Daulah," kata Nana Sudjana kepada wartawan di Mataram, Rabu (4/12).
Kapolda memastikan jika kesimpulannya itu didasarkan adanya fakta lapangan yang menyebutkan bahwa masih ada pergerakan, baik secara perorangan maupun kelompok yang berupaya menyebarkan paham radikal tersebut.
Tidak hanya penyebaran yang tujuannya menghasut masyarakat untuk ikut bergabung dengan kelompok mereka, aktivitas yang mengarah pada operasi teror juga terpantau di lapangan. "Diketahui ada aktivitas semacam pelatihan-pelatihan semi militer," katanya didampingi Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol H Purnama.
Sebagaimana diberitakan, keenam warga ujung timur Pulau Sumbawa yang diduga teroris tersebut berinisial MZ, OWR, AG, AS, IF dan RN. Keenamnya ditangkap Densus 88 Antiteror Mabes Polri sejak Jumat (29/11) hingga Sabtu (30/11). Penangkapan dilakukan di lokasi terpisah.
Dikatakan, Kapolda, adanya kabar dan keberadaan enam warga yang kini berada dibawah penanganan Tim Densus 88 Antiteror tersebut, Nana masih menutup rapat informasi tersebut. “Kasusnya telah ditangani dan masih dalam proses pengembangan oleh Tim Densus 88 Antiteror. Nah ini hal-hal yang sensitive. Saya kira hal ini menjadi kewenangan Humas Mabes Polri. Jadi tidak bisa saya sampaikan, baiknya tanyakan ke Humas Mabes Polri. Kita tunggu saja hasil pengembangan yang dilakukan Mabes Polri,” ujarnya.