Home Kebencanaan Habitat Rusak Akibat Karhutla, Orangutan Masuk Kebun Warga

Habitat Rusak Akibat Karhutla, Orangutan Masuk Kebun Warga

Pontianak, gatra.net - Berdasarkan data International Animal Rescue (IAR) Indonesia sejak kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah Kalimantan Barat (Kalbar) pada Juli 2019 hingga saat ini, IAR Indonesia telah menyelamatkan sembilan orangutan dari kawasan hutan yang terbakar.

"Kebakaran tahun ini juga menghancurkan populasi orangutan di Kalimantan. Pada 2015 kami menyelamatkan 44 orangutan dari habitatnya yang hancur dalam beberapa bulan bahkan setelah kebakarannya mereda,” ujar Manager Lapangan IAR Indonesia, Argitoe Ranting di Ketapang, Kalbar, Senin (2/12).

Baca Juga: BNPB: 3.271 Bencana di Indonesia, 708 Diantaranya Karhutla

Dalam sepekan terakhir ini, IAR Indonesia dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat, Seksi Konservasi Wilayah (SKW) I Ketapang menyelamatkan dua individu orangutan di Ketapang. Satu individu orangutan jantan bernama Jebur diselamatkan dari kebun karet milik warga di Desa Sungai Awan Kiri. Sementara, Epen yang adalah orangutan betina dewasa diselamatkan dari Desa Sungai Besar dua hari setelahnya.

“Orangutan betina ini sangat kurus. Sepertinya orangutan ini telah menderita kelaparan selama berbulan-bulan sejak habitatnya terbakar. Kami juga menduga dia kehilangan bayinya karena orangutan ini masih mengeluarkan air susu. Mungkin bayinya mati karena kekurangan nutrisi,” tuturnya.

Jebur yang diperkirakan berusia 8 tahun, langsung dilepaskan di Hutan Sentap Kancang tidak jauh dari tempat dia diselamatkan. Sementara Epen saat ini masih menjalani pemeriksaan dan perawatan oleh tim medis IAR Indonesia untuk memastikan kembali pulih dan bisa dipulangkan ke habitat aslinya sesegera mungkin.

Baca Juga: Ada 1.253 Perusahaan Terlibat Karhutla

"Orangutan korban kebakaran pasti akan terus bermunculan. Sebab, hutan yang sudah rusak bisa membuat orangutan keluar dari habitatnya dan masuk ke kebun warga," tambahnya.

Direktur Program IAR Indonesia, Karmele L Sanchez menyebutkan kehilangan habitat orangutan karena kebakaran adalah ancaman terbesar bagi populasi orangutan saat ini. Menurutnya sungguh memilukan melihat orangutan korban kebakaran hutan yang menderita kelaparan, tidak mempunyai apa pun untuk dimakan, sama seperti yang terjadi pada 2015 silam.

"Bagian yang paling menyedihkan adalah kita tidak bisa menghitung berapa banyak dari orangutan ini yang tidak berhasil bertahan dan akhirnya terbakar dalam kebakaran atau mati perlahan karena kelaparan," pungkasnya.

364