
Makassar, gatra.net — Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan terus membenahi sektor investasi. Salah satunya, pelayanan birokrasi berbelit-belit dan ruwet. Aparatur Sipil Negara (ASN) pun diminta lebih ramah investasi.
“Saya minta seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) menciptakan birokrasi yang nyaman untuk investasi,” kata Gubernur Sulsel, HM Nurdin Abdullah di Makassar, Jumat (29/11).
Permintaan gubernur ini disampaikan tepat di momentum hari ulang tahun Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri). Menurutnya, Sulsel sebagai lahan investasi dibuka seluas-luasnya.
“Kita harus tunjukkan Sulsel ini sebagai lahan investasi yang paling baik, regulasi kita sederhanakan, izin-izin dipermudah, dan bagaimana menciptakan pemerintahan yang bersih," ungkapnya.
Gubernur menjelaskan, dari 33 relokasi industri dari Cina, tidak ada yang masuk ke Indonesia. Alasannya, stigma bahwa Indonesia memiliki proses birokrasi yang panjang dan ruwet.
"Stigma Indonesia yang punya birokrasi panjang dan mahal, jadi kendala investor masuk menanamkan investasinya,” jelasnya.
Padahal, lanjut Nurdin, dengan kebijakan Presiden ini sudah mulai semakin bagus. Jadi iklim investasi ke Indonesia ini sudah semakin baik, tapi masih kalah cepat dengan Myanmar, Vietnam dan Thailand.
“Kondisi saat ini, investor harus menghadapi birokrasi-birokrasi yang tidak ada kepastian. Makanya, diharapkan, dengan krisis global ini, perang dagang Amerika-Cina, Jepang-Korea, kita mendapat limpahannya. Kita buka pintu seluas-luasnya, tunjukkan bahwa Indonesia negara paling nyaman untuk berinvestasi," katanya.