
Magelang, gatra.net - Lembaga pendidikan harus memanfaatkan majunya teknologi sebagai peluang mengembangkan pembelajaran. Mengantisipasi disrupsi (tercabut dari akar) kebutuhan tenaga kerja dari manual menjadi digital.
Ketua Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif PWNU Jawa Tengah, R Andi Irawan mengatakan, pendidikan wajib memberikan kompetensi digital (teknologi) bagi para peserta didik. Teknologi, sama seperti budaya yang perkembanganya tidak dapat ditentang. Lembaga pendidikan wajib mengikuti perkembangan teknologi, termasuk robotika.
“Seperti halnya budaya, pendidikan Islam harus mengadoposi budaya agar bisa diterima oleh masyarakat,” kata Andi Irawan, Jumat (29/11).
Kemajuan teknologi akan menggeser sejumlah jenis pekerjaan yang semula dilakukan manusia menjadi dikerjakan oleh mesin. Pekerjaan customer service akan diganti robot.
Muncul wacana memangkas jabatan eselon III dan IV aparatur sipil negara (ASN) dengan piranti kecerdasan buatan (AI). Manusia secara naluri dasar akan mengisi, membuat, dan mengelola jenis pekerjaan lain.
“Pendidikan membimbing siswa agar dapat bertahan dalam kondisi disrupsi (tenaga kerja). Sehingga kemampuan dasar dalam teknologi harus dikuasi. Seperti pemrograman, data science, data anlisis, dan big data tech,” ujarnya.
Tantangan lainya bagi lembaga pendidikan adalah mempelajari konsep kasus yang mungkin terjadi. Seperti meningkatkan materi belajar matematika yang menjadi pondasi teknologi.
Di sisi lain smart robotika menawarkan metode pembelajaran baru menggunakan media augment reality. Menggabungkan dunia nyata dengan virtual sehingga meningkatkan pemahaman pelajar.
“Dalam proses pembelajaran ada beberapa tingkat yang harus dilakukan siswa. Sehingga pendidikan teknologi harus dimulai sejak dini. Kalau tidak, kita akan ketinggalan,” ujar Andi Irawan.
Namun Andi Irawan mengingatkan, teknologi tetap tidak dapat menggantikan fungsi lembaga pendidikan sebagai pembentuk karakter, soft skill, dan enterprenuer. “Jika pendidikan masih berpusat pada studi kasus lama, bisa saja malah menciptakan pengangguran,” katanya.