
Jakarta, gatra.net - Pakar psikologi politik Universitas Indonesia, Hamdi Muluk berpendapat, bahwa masuknya Politikus PDI Perjuangan, Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok ke deretan calon kuat Komisaris Utama PT Pertamina Persero merupakan langkah yang baik. Menurutnya, Ahok bisa membersihkan kartel yang mungkin saja bersembunyi di dalam perusahaan migas tersebut.
"Saya yakin, dia bisa sikat mafia-mafia itu. Ahok pernah di DPR, pernah di Balai Kota. Dia tahu permainan mafia-mafia. Apalagi di pemprov DKI isinya mafia semua itu. Dia pasti sudah memantau sekarang mafia-mafia migas yang ada di Pertamina," katanya kepada gatra.net melalui sambungan telepon, Selasa malam (19/11).
Ahok dinilai memiliki keberanian untuk mengungkapkan kejahatan di dalam Pertamina. Selain itu, rekam jejaknya di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pun bersih selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, sebelum akhirnya dia dipenjara karena kasus penistaan agama.
"Dia itu orang yang tidak ada urat takutnya. Saat-saat mencekam 212 itu dia datang sendiri, tidak cengeng. Datang sidang tepat waktu, tidak pernah menghilang. Waktu didemo dia tidak takut. Saya rasa dia juga punya nyali untuk bereskan orang-orang tidak benar di Pertamina," ujarnya.
Di sisi lain, wacana Ahok menjadi komisaris di Pertamina juga mendapatkan protes keras dari para pegawai yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB). Sayangnya, alasan-alasan penolakan Ahok ini dianggap sangat politis.
"Nah, sekarang gelombang penolakan itu sama juga. Serikat pekerja itu bawa-bawa agama. Jadi, penolakan-penolakan ini adalah sentimen politik, perpanjangan dari orang-orang yang gerombolan 212 juga gitu lho," imbuhnya.