Home Kesehatan Kacamata Ion Tak Dapat Sembuhkan Penyakit Mata

Kacamata Ion Tak Dapat Sembuhkan Penyakit Mata

Jakarta, gatra.net – Optik Tunggal mengadakan diskusi bersama dengan dokter spesialis mata, dr. Gitalisa Andayani, terkait fenomena viralnya kacamata ion yang menyatakan dapat menyembuhkan berbagai penyakit mata. Baik Gitalisa maupun Optik Tunggal menyatakan, kacamata ion tidak dapat menyembuhkan kelainan refraksi mata.

“Khusus untuk kelainan refraksi pada mata seperti minus, plus, dan silinder, sebenarnya tidak ada efek sama sekali dari kacamata tersebut. Karena kalau untuk memperbaiki kelainan fraksi pada mata, itu dibutuhkan untuk diperiksa dan itu bisa dijalankan di optik, klinik, atau rumah sakit khusus mata,” ungkap Alexander F. Kurniawan, Chairman of Optik Tunggal, di Plaza Indonesia, Jakarta, Senin (18/11).

Kacamata yang akhir-akhir ini ramai dibicarakan tersebut memproklamirkan dirinya sebagai alat kesehatan mata yang mampu mengeluarkan gelombang ion dan sinar infra merah sehingga dapat membantu mengobati penyakit mata. Gitalisa, mewakili dokter spesialis mata, membantah pernyataan tersebut.

Dia menjelaskan, penyakit mata seperti rabun jauh (mata minus) dan rabun dekat (mata plus) merupakan penyakit anatomi yang harus dikoreksi dengan lensa, bukan dengan kacamata ion. Selain itu, dia juga mengatakan, tidak ada laporan ilmiah yang bisa membuktikan kemampuan kacamata ion tersebut.

Gitalisa pun mengimbau masyarakat Indonesia untuk tidak mudah percaya dengan berita kesehatan yang belum terbukti secara medis dan menyarankan masyarakat untuk segera melakukan pemeriksaan oleh dokter jika sudah terdeteksi memiliki penyakit mata.

Kemudian, Gitalisa memberikan beberapa saran kepada masyarakat untuk menjaga kesehatan mata. Selain dengan pola makan yang baik, beraktivitas di luar ruangan yang terkena paparan sinar matahari juga dapat membantu menjaga kesehatan mata.

Dia menjelaskan, terdapat teori yang mengatakan bahwa tubuh manusia memiliki hormon dopamin. Jika hormon ini terkena sinar UV, dia akan membantu mencegah pemanjangan bola mata.

“Di beberapa negara maju sudah dilakukan trial. Mereka membatasi belajar di ruang kelas. Sisanya belajar di luar, di alam. Tapi bukan terpapar yang langsung lihat matahari ya, yang penting outdoor," kata Gitalisa.

Reporter: IMS

304

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR