
Jakarta, gatra.net - Diketahui, Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto menyampaikan rencana agar Indonesia memiliki komponen cadangan pertahanan. Salah satu caranya dengan melibatkan mahasiswa mulai dari strata satu (S1), dua (S2), dan 3 (S3) dalam aksi bela negara.
Menanggapi hal tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) buka suara. Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Dirjen Belmawa), Ismunandar mengatakan, bahwa sejatinya bela negara sudah ditanamkan dalam kegiatan mahasiswa sejak lama. Baik berupa materi maupun penerapan metode sejak masa orientasi mahasiswa dijalankan.
"Sejatinya bela negara tidak harus diimplementasikan dalam bentuk wajib militer. Koordinasi urgensinya kalau bela negara kan sebetulnya sudah kita dorong. Kalau di penerimaan mahasiswa baru, salah satu hal yang kita minta untuk dimasukkan di materi orientasi mahasiswa baru kan bela negara," ujarnya saat ditemui di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Rabu (13/11).
Selama ini dalam materi di Perguran Tinggi, sejatinya materi bela negara juga sudah dijalankan melalui beberapa mata kuliah wajib umum yang harus diambil oleh mahasiswa. Semisal mata kuliah Pancasila, Bahasa Indonesia, dan Kewarganegaraan.
Meskipun begitu, dia megatakan bahwa Kemendikbud siap untuk berkoordinasi dengan Kemenhan guna mensinergiskan konsep bela negara yang disampaikan oleh Prabowo Subianto. Namun untuk saat ini, pihaknya mengaku belum mendapatkan laporan terkait koordinasi tersebut.
"Itu juga masih wacana ketika Pak Prabowo berkata seperti itu. Tapi, ada inisiatif dan pasti akan dilakukan sinergi lebih detail bagaimana implementasi dan sebagainya," imbuh dia.