
Jakarta, gatra.net - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy mengakui tengah ada wacana untuk membuat Ujian Nasional (UN) untuk kembali menjadi penentu kelulusan para siswa. Hal itu didorong oleh kritik yang disampaikan bahwa UN yang tidak menjadi penentu kelulusan justru membuat siswa tidak serius dalam menghadapi UN tersebut.
Namun, Muhadjir mengatakan bahwa jika nanti kembali jadi penentu kelulusan, UN akan mempunyai format baru di dalam pelaksanaannya yaitu dengan menambahkan kesempatan bagi para siswa untuk melakukan remedial.
"Ada wacana seperti itu [UN menjadi penentu kelulusan]. Selama ini banyak kritik ketika tidak jadi penentu, anak-anak tidak serius. Nah bagaimana mengatasinya, nanti akan ada remedial dua sampai tiga kali. Sehingga anak-anak bisa menempuh ujian ulang jika nilainya belum memenuhi standar," ujar Muhadjir saat ditemui di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Jumat (18/10).
Dia menepis kabar yang beredar bahwa UN akan segera dihapuskan dalam agenda sekolah. Menurutnya, UN masih tetap diperlukan sebagai sebuah penentu standar. Dengan adanya UN berbasis komputer justru membuat penilaian lebih akurat.
"Ini sebagai pemetaan dan treatment. Sekarang UNBK itu nilainya real, itu menggambarkan kualitas gurunya. Kalau kita ingin meningkatkan kemampuan gurunya, maka lihat statistik hasil siswanya," ungkapnya.
Muhadjir mengatakan wacana tersebut masih akan dibicarakan dengan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Karena kewenangan tersebut ada di BNSP. Meski demikian, dia menyerahkan keputusan sepenuhnya pada menteri berikutnya yang menjabat.